Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Padang - Pusat Riset Stem Cell dan Biobank Universitas Andalas di Padang, Sumatera Barat, masih berupa ruang laboratorium kosong. Padahal pusat riset tersebut telah diresmikan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang juga menjabat Ketua Majelis Amanat (MWA) Universitas Andalas pada pertengahan Maret lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Program Studi Bioteknologi Pasca-Sarjana Universitas Andalas Profesor Marlina, yang juga penggagas Pusat Riset Stem Cell dan Biobank Universitas Andalas, mengungkap itu saat ditemui pada akhir Maret. “Belum ada peralatan laboratorium dan pimpinan Unand sedang mengajukan permintaan bantuan ke pemerintah untuk melengkapi laboratorium ini,“ katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski peralatan laboratorium tersebut belum ada, riset stem cell di Sumatera Barat sudah dirintis dan dilakukan Marlina sejak 2012. Pengembangan risetnya menggunakan sel tunas atau sel punca diawali dengan penelitian di RSCM Jakarta yang saat itu dilakukan Marlina bekerja sama PT Kimia Farma.
Setelah itu ada sejumlah riset tentang stem cell dikerjakannya dengan dukungan dana hibah dari Kementerian Ristek dan Dikti. Salah satu dana terbesar didapat dari prioritas riset nasional pada 2020, tapi lagi-lagi dilakukannya sebagai bagian dari tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Saat itu Marlina meneliti pengobatan penyakit osteoartristis (nyeri sendi) dengan menggunakan stem cell. Dalam penelitian itu ia bekerja sama dengan Rizki Rahmadian, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan spesialis ortopedi di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang. Penelitian itu berhasil memperoleh prototipe produk stem cell dari jaringan adiposa atau membran sinovial.
Pada 2020 Marlina dengan beberapa rekannya membangun laboratorium sendiri dengan biaya patungan. Laboratorium yang terletak di Kota Padang itu dinamakan Ina Lab. Di laboratorium mandiri itu ia bersama rekannya dan dibantu beberapa mahasiswa kedokteran Universitas Andalas fokus dengan penelitian stem cell.
Marlina bersama rekannya Rizki Rahmadian, ahli bedah tulang, membuat kultur stem cell, dimulai dari isolasi, uji diferensiasi, hingga optimasi kultur. “Hasil terbaik dari penelitian di sini (Ina Lab) adalah pengembangan Sel Punca Sinovial Mesenkim untuk terapi penyakit osteroatristis,” katanya.
Marlina juga mengembangkan penelitian pada turunan dari stem cell yang disebut sekretom. Sekretom adalah bagian dari sel punca yang menjadi tempat media sel itu hidup. Sekretom tidak mengandung DNA dan hanya merupakan hormon. Beda dari sel punca, sekretom tidak hidup dan tidak bisa memperbanyak diri.
Kepala Program Studi Bio-Teknologi Pasca-Sarjana Universitas Andalas, Marlina, di depan laboratorium riset stem cell yang dibangun mandiri bersama kolega. Tempo/Febrianti
Karena mandiri, Ina Lab mempunyai keterbatasan. Inilah alasannya mengembangkan penelitian pada sekretom, karena untuk stem cell-nya belum bisa diproduksi di laboratoriumnya itu. "Jadi saya bekerja di turunan stem cell yang disebut sekretom,” katanya.
Doktor lulusan Bioteknologi Universiti Putra Malaysia pada 2007 ini menjelaskan isi sel itu dikeluarkan saat isolasi stem cell. Kemudian, saat diujikan pada pengobatan lanjutan, hasilnya diklaim, "sangat bagus."
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meresmikan Pusat Riset Stem Cell dan Biobank Universitas Andalas pada 16 Maret 2023. Saat itu dia juga mengatakan kalau kampus itu sudah memiliki fondasi di bidang riset dan berharap dalam 15-20 tahun ke depan dapat menciptakan terobosan. "Sehingga menjadi rujukan dari perguruan tinggi lain," kata dia.
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi yang hadir di lokasi peresmian di Rumah Sakit Universiitas Andalas saat itu mengakui banyak kebijakan yang diambil di pemerintahan berawal dari riset dan penelitian di perguruan tinggi. Dia berjanji mendukung penuh keinginan Universitas Andalas untuk menjadi universitas yang fokus pada riset.
CATATAN: Artikel ini telah diubah pada Jumat, 7 April 2023, pukul 16.55 WIB, untuk memperbaiki, antara lain, keterangan asal sumber stem Cell yang digunakan dalam riset.