Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Timur Tengah Memanas, Ini Perbandingan Teknologi Rudal Iran dan Sistem Pertahanan Udara Israel

Berikut perbandingan kekuatan persenjataan rudal balistik Iran dan sistem pertahanan udara Israel.

4 Oktober 2024 | 18.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sistem antirudal Iron Dome Israel mencegat roket setelah Iran menembakkan salvo rudal balistik, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel, 1 Oktober 2024 REUTERS/Amir Cohen

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketegangan di Timur Tengah kian meningkat setelah serangan rudal balistik oleh Iran ke arah Israel pada Selasa malam, 1 Oktober 2024. Iran menyerang pangkalan militer Nevatim, lokasi senjata pertahanan udara, dan markas besar intelijen Mossad, dengan sedikitnya 180 rudal balistik malam itu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan bahwa rudal-rudal tersebut ditembakkan sebagai respons Teheran terhadap pembunuhan warga sipil di Gaza dan baru-baru ini di Lebanon, pembunuhan pemimpin IRGC, Hamas, dan Hizbullah oleh Israel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam serangan ini, sumber Israel mengklaim rudal-rudal tersebut berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udaranya. Iran mengatakan sebagian rudalnya mencapai sasaran. 

Berikut perbandingan kemampuan teknologi persenjataan rudal balistik Iran dan sistem pertahanan udara Israel, seperti dilansir The Times of India:

Kekuatan Rudal Iran

Iran memiliki persenjataan artileri dan Sistem Roket Peluncur Ganda atau Multiple Launch Rocket Systems (MLRS) yang jauh lebih besar dibandingkan Israel. Namun, sistem senjata ini memiliki keterbatasan jarak dan harus ditempatkan dekat dengan perbatasan Israel agar efektif. Sebab, artileri dan MLRS konvensional yang jangkauannya 70-80 km tidak dapat mencapai Israel dari posisi saat ini.

Iran juga dikenal memiliki berbagai jenis rudal balistik jarak pendek, menengah, dan jauh. Menurut laporan Missile Threat Project at the Center for Strategic and International Studies (CSIS) tahun 2021, Tehran memiliki ribuan rudal balistik dan jelajah dengan berbagai jangkauan.

Sistem rudal balistik Iran terutama terdiri dari rudal jarak pendek dan menengah, seperti Fateh, Sajjil, Shahab, Qiam, dan Khorramshar. Beberapa rudal paling signifikan dalam arsenal Iran adalah Shahab-2 dengan jangkauan hingga 500 km dan Fateh-313. Keduanya merupakan jenis rudal jarak pendek.

Sementara itu, rudal jarak menengah Shahab-3 mampu mencapai jarak hingga 2.000 km. Menurut Iran Watch, rudal jarak menengah terbaru Iran seperti Ghadr dan Emad memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi, dengan kemampuan menghancurkan target dalam radius 300 meter.

Dalam serangan Selasa lalu, media Iran melaporkan bahwa Teheran menggunakan rudal baru, Fateh-1. Rudal ‘hipersonik’ ini melesat dengan kecepatan Mach 5, atau lima kali kecepatan suara (6.100 km per jam).

Sistem Pertahanan Israel 

Israel mengandalkan sistem pertahanan rudal berlapis untuk melindungi dirinya dari serangan rudal dan roket yang datang. Lapisan pertama pertahanannya adalah Iron Dome, yang dirancang untuk mencegat roket dan senjata artileri jarak pendek yang biasanya ditembakkan oleh kelompok milisi di perbatasan.

Namun, seperti dilaporkan oleh CNN, Iron Dome bukan sistem yang digunakan untuk menghadapi rudal balistik yang diluncurkan Iran pada Selasa malam itu.

Untuk menghadapi rudal balistik jarak menengah dan jauh, Israel mengoperasikan sistem David’s Sling dan Arrow. David’s Sling, dikembangkan bersama oleh perusahaan Israel Rafael Advanced Defense System dan raksasa teknologi Amerika Serikat Raytheon, dirancang untuk melawan rudal jarak pendek hingga menengah. Sistem ini menggunakan rudal Stunner dan SkyCeptor, yang bisa menghancurkan target hingga jarak 186 mil. 

Sementara itu, Arrow 2 dan Arrow 3 dirancang untuk menghadapi ancaman rudal balistik yang lebih besar. Arrow 2 menggunakan hulu ledak fragmentasi untuk menghancurkan rudal balistik yang masuk di fase terminal. Sementara Arrow 3 menggunakan teknologi hit-to-kill untuk mencegat rudal balistik di luar angkasa sebelum kembali masuk atmosfer.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus