Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pawang ular di Trenggalek, Jawa Timur, tewas dipatuk kobra jenis King Cobra berukuran 4,5 meter yang dipeliharanya selama lima tahun. Ular kobra spesies yang berbisa.
Apa itu ular kobra?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip San Diego Zoo Animals and Plants, kobra ular berbisa yang berkerabat dengan anggota famili Elapidae. Ular dalam famili itu taringnya pendek. Ular kobra membunuh mangsanya menyuntikkan racun neurotoksin melalui taringnya.
Seekor kobra hanya menyerang manusia jika merasa terancam. Seperti ular berbisa lainnya, gigitan kobra bisa mematikan jika tidak ditangani secara tepat. Ular kobra juga dikenal sebagai spesies pilihan bagi para pawang ular di Asia Selatan. Ular itu bergoyang sebagai respons terhadap gerak dari pawang.
Bisa ular kobra
Racun kobra mengandung neurotoksin aktif menghambat sistem saraf mangsa, terutama vertebrata kecil dan ular lainnya. Taring pendek di bagian depan mulut memiliki alur tertutup yang mengalirkan racun itu.
Gigitan dari spesies lebih besar bisa berakibat fatal tergantung pada jumlah racun yang disuntikkan. Jumlah neurotoksin yang dikeluarkan dalam satu gigitan bisa mencapai hingga dua persepuluh ons cairan, ini cukup untuk membunuh 20 orang, atau bahkan seekor gajah. Mengutip Britannica, neurotoksin mempengaruhi pusat pernapasan di otak, menyebabkan henti napas dan gagal jantung.
Habitat dan perilaku ular kobra
Mengutip National Geographic, ular kobra hidup di hutan hujan dan dataran India, Cina selatan, dan Asia Tenggara. Ular kobra merasa nyaman hidup di berbagai habitat, termasuk hutan, semak bambu, rawa bakau, padang rumput dataran tinggi, dan sungai.
Spesies ini memakan ular lain yang berbisa maupun tidak.Kobra juga memakan kadal, telur, dan mamalia kecil. Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam telah mendaftarkan king cobra sebagai hewan yang rentan punah.
Ular itu menghadapi berbagai ancaman yang berasal dari aktivitas manusia. Deforestasi besar-besaran di Asia Tenggara telah menghancurkan habitat banyak ular kobra. Ular itu juga diburu dalam jumlah besar untuk kulit, makanan, dan tujuan pengobatan. Ular kobra juga dikumpulkan untuk perdagangan hewan peliharaan internasional.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.