Antara Cinta dan Konflik

The Bubble Sutradara: Eytan Fox Pemain: Ohad Knoller, Alon Friedman, Daniela Virtzer, dan Yousef ’Joe’ Sweid

Tiga anak muda ceria itu berbagi sebuah kamar apartemen di Tel Aviv, Israel. Noam bekerja di toko kaset dan tiap akhir pekan nyambi sebagai tentara di pos pemeriksaan perbatasan dengan Palestina. Yali mengelola sebuah kafe. Adapun Lulu perancang pakaian yang sehari-hari bekerja di butik sabun mandi. Kehidupan seksual mereka bergelora. Noam dan Yali penyuka sesama jenis. Sedangkan Lulu kerap gonta-ganti teman pria.

Dunia ketiganya berubah tatkala datang Ashraf, seorang pemuda Palestina asal Nablus, Tepi Barat. Noam dan Ashraf saling jatuh cinta. Ashraf pun segera menjadi penghuni keempat di apartemen mereka. Ketiga anak muda Israel itu mengatur agar teman baru mereka bisa tinggal di Tel Aviv secara ilegal, termasuk bekerja di kafe milik Yali, dengan nama dan identitas baru layaknya warga Israel.

Lewat film produksi 2007 ini, sutradara Eytan Fox menyodorkan keempatnya sebagai representasi anak-anak liberal Israel. Mereka berjalan-jalan menikmati suasana sepi pada hari Sabbath. Berkampanye menentang pendudukan dengan menggelar pesta di tepi pantai, seraya meneriakkan slogan: ”We don’t need the territories, we need to dance.”

The Bubble menampilkan gambaran tragis di pos pemeriksaan perbatasan, tempat warga Palestina biasa dilecehkan martabatnya oleh serdadu Israel. Sebuah pemandangan memilukan yang tak banyak bisa dilihat lewat layar kaca lantaran tentara Israel selalu melarang keras kamera televisi.

Sutradara Eytan Fox perlahan-lahan menghadirkan realita konflik Timur Tengah ke dalam kehidupan mereka. Yali menderita cedera parah akibat sebuah ledakan bom bunuh diri. Kakak perempuan Ashraf tewas ditembak tentara Israel yang mengejar pengebom itu. Noam dan Ashraf akhirnya hanya ”dipersatukan” dalam sebuah kematian yang tragis.

Nugroho Dewanto