Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masih dalam hitungan hari setelah semesta berubah pasca jentikan jari Thanos—yang berhasil menguasai enam batu terkuat di jagat raya (infinity stones)—para jagoan tersisa masih terpukul dengan rasa kehilangan masing-masing. Kehilangan teman, kehilangan keluarga. Kehidupan yang diperlihatkan dalam Avengers: Endgame pun kini jauh dari hiruk pikuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak ada upaya untuk mencoba terus berjalan melanjutkan hidup. Nampaknya semua sadar, saat orang lain mencoba kembali menjalani hidup, semua itu tak berlaku sama. Kekalahan besar dalam pertarungan melawan Thanos dan sekutunya sangat membekas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nun di luar angkasa sana, kita diperlihatkan betapa naasnya nasib Tony Stark, si Iron Man yang terombang-ambing bersama kapalnya di ruang angkasa. Ia pun nampak tak bisa berbuat apa-apa kecuali menunggu kematiannya tiba, jauh dari kawan dan juga Pepper Potts (Gwyneth Paltrow).
Di bumi, para jagoan berkumpul meratapi kehilangan. Ditemukannya pergerakan infinity stones kembali digunakan Thanos, membuat para adisatria ini akhirnya terpikir merencanakan upaya balas dendam. Tentu akan selalu ada percekcokan antara jagoan-jagoan ini lantaran ego.
Belum lagi saat itu Captain Marvel sudah ada di antara mereka. Dengan gayanya, anak baru ini bilang kalau kehadirannya dapat cukup signifikan membuat perubahan dari pertarungan sebelumnya. Terdengar angkuh memang. Tapi bukankah selama ini kita selalu menyaksikan kesombongan para jagoan, saling ejek kekuatan satu sama lain.
Di antara rasa kehilangan, beberapa menyimpan harapan dan langkah untuk menghentikan Thanos yang kekuatannya kadung bagal, nyaris mustahil dikalahkan.
Harapan itu hadir lima tahun kemudian. Saat Scott Lang, si manusia semut tiba-tiba hadir di depan gerbang markas Avengers. Para jagoan tersisa, rupanya masih bisa dikumpulkan. Mereka tentu keinginan membalas Thanos, atau mencari cara mengembalikan separuh penghuni semesta yang dihilangkan.
Di sinilah pertarungan kedua dimulai. Infinity War memang masih permulaan dari bersatunya para adisatria yang semula dikumpulkan Nick Fury (Samuel L. Jackson). Pemimpin SHIELD (Strategic Hazard Intervention Espionage Logistics Directorate) ini mulanya membuat proyek The Avengers guna membentuk satuan adidaya untuk melawan kejahatan di muka bumi dan serangan dari antariksa. Dan rupanya butuh Thanos untuk melebur ego mereka semua agar mau bersatu.
Don Cheadle, Bradley Cooper, Chris Evans, Scarlett Johansson, Paul Rudd, dan Chris Hemsworth dalam Avengers: Endgame (2019)
Iron Man (Robert Downey Jr), Thor (Chris Hemsworth), Hulk (Mark Ruffalo), Captain America (Chris Evans), Black Widow (Scarlett Johansson), dan Hawkeye (Jeremy Renner) dibantu Ant Man (Paul Rudd), War Machine (Don Cheadle), Nebula (Karen Gillan), dan Rocket Racoon (Bradley Cooper) menggagas rencana besar, apapun yang harus dilakukan kali ini, mereka tak peduli bagaimana akhirnya.
Layaknya pertandingan dalam sepakbola yang menyajikan tandang dan kandang. Avengers: Endgame menyuguhkan pertaruhan baru dari sebuah pertarungan besar. Pertarungan yang tak kalah dahsyat dari yang pertama dalam Infinity War. Film ini pun memakan durasi tiga jam untuk menjawab banyak pertanyaan usai Infinity War yang tayang tahun lalu.
Berbagai teori-teori penggemar hadir mewarnai penantian pertarungan final. Bagaimana nasib para hero yang ikut lenyap menjadi serpihan akibat obsesi Thanos menyelaraskan semesta? Seperti apa langkah yang dilakukan Avengers dalam permainan terakhir ini? Sampai teori yang memprediksi siapakah tokoh yang akan mati?
Langkah sutradara Anthony dan Joe Russo dan penulis Christopher Markus dan Stephen McFeely patut diacungi jempol dalam menjalin cerita yang sesungguhnya menjadi inti dari perjalanan para lakon dalam semesta Marvel.
Apakah Endgame ini benar-benar jadi akhir? Melihat ke belakang, jagat Marvel dalam satu dekade sudah terbagi dalam tiga fase. Pertama, dimulai dari Iron Man pada 2008 hingga The Avengers pada 2012. Fase berikutnya, Iron Man 3 (2013) yang berakhir di Ant-Man (2015). Sedangkan fase ketiga, diawali Captain America: Civil War (2016) yang kini sudah sampai di Avengers: Endgame. Fase ini disebut akan ditutup oleh Spider-Man: Far From Home yang direncanakan bakal tayang Juli mendatang.
Sepanjang satu dekade ini, mereka sudah punya formula ajeg untuk menyajikan aksi, humor, dan narasi para tokoh untuk dinikmati para penggemarnya. Jalinan cerita dijahit dengan detail rangkaian kisah yang ada di film –film sebelumnya namun tanpa menyaksikan itu pun, Endgame cukup bisa diikuti, layaknya kita menyaksikan Infinity War.
Tapi sudah paling benar jika menyaksikan film ini berangkat dengan referensi lengkap sehingga cuplikan, kenangan yang hadir lewat pertemuan, pertarungan, bahkan momen konyol yang disajikan begitu melibatkan diri penonton secara emosional. Bayangkan saja klimaks dari perjalanan puluhan jagoan dalam satu dekade.
Risiko besar menyatukan semua jagoan dalam satu layar yang sempat diragukan ini berhasil dibuktikan sebagai sebuah tontonan besar yang dinantikan dan dirayakan banyak orang yang tidak mengecewakan dari sisi sajian, dan rasanya juga mendatangkan keuntungan besar bagi Marvel Studios itu sendiri.
Avengers: Endgame (2019)
Sutradara: Anthony Russo, Joe Russo
Skenario: Christopher Markus, Stephen McFeely berdasarkan The Avengers karya Stan Lee, Jack Kirby
Pemain: Robert Downey Jr., Chris Evans, Mark Ruffalo, Chris Hemsworth, Scarlett Johansson, Jeremy Renner, Don Cheadle, Paul Rudd, Brie Larson, Karen Gillan, Danai Gurira, Bradley Cooper, dan Josh Brolin
AISHA SHAIDRA