KITA berhadapan lagi dengan Geoffrey Saba dari Queensland -
Ausralia, di Teater Tertutup TIM 20 maret tadi. Pemegang
medali perunggu tahun 1974 untuk kontes internasional Arthue
Rubenstein" itu rupanya amat terkesan oleh pertemuannya dengan
publik Indonesia di Jakarta dan Yogya di lima tahun yang lalu.
Kedatangannya kali ini atas niat sendiri.
Sebagai pemain piano yang berkaliber internasional dari Negeri
Kangguru,seniman ini punya beberapa keistimewaan. Para kritisi
memujikan vitalitas, penjiwaan dan tehnik permainannya.
Sementara itu ia masih sanggup mempertahankan rasa, sehingga
permainannya tidak hanya sekedar ketrampilan. Ia tidak hanya
menguasai tetapi memainkan.
Chopin Abad 20
Yang pertama dibawakannya sebuah komposisi pendek dari Mozart:
"Nine Variations on a Minuet by Duport K 573" Kecermatan yang
dibutuhkan untuk- menggenjot nomor ini ada pada Geoffrey tanpa
disertai urat-urat yang tegang. Inilah yang membuka suasana
pertunjukan jadi intim.
Berbeda dengan Mozart biasanya, Mozart lewat Geoffrey sangat
santai. Terasa pada kita bahwa penafsiran dan faktor latar
belakang pemain pada masa ini bertambah penting artinya.
Setidak-tidaknya kenyataan atau gerakan bahwa karya-karya klasik
tidak berhenti begitu saja dalam sebuah moselium. Mereka lahir,
mengalir dan hidup setiap kali menghadapi orang-orang kreatif.
Setelah Mozart, terdengar "Twenty Four Prelude Op. 28" karya
Chopin. Di sini lebih jelas lagi bagaimana orang Australia ini
menunjukkan betapa penting artinya interpretasi. Dengan tekun ia
memuntahkan tidak hanya Chopin tetapi juga seluruh dirinya. Ia
Chopin abad ke-20. Ia bermain dengan amat ekspresif. Komposisi
tetap merupakan alur di mana ia harus lewat. Akan tetapi ia
bukan mesin, ia memanfaatkan setiap lubang yang ditemukannya.
Melayang, monoton, menanjak deras, lalu mengendor, kempes,
merosot ke bawah dengan tajam. Semuanya dengan kontrol yang
baik.
Caranya mendekati Chopin serta perlakuannya terhadap komposisi
tanpa mengorbankan baik jiwa Chopin maupun jiwanya sendiri,
menyebabkan permainannya khas. Penonton pun kelihatannya setuju
dengan langkah Geoffrey ini. Untuk nomor Chopin yang bercipratan
nada bagaikan lukisan ekspresionis itu terdengarlah keplok
panjang. Tentu saja ada yang kecewa, menganggap Chopin telah
diperkosa. Untuk ini Geoffrey memberikan sebuah nomor yang
halus lewat ".'Sonata No.4 in F Sharp Op.30" milik komponis
"'.Scriabin".
Dengan didahului oleh anggukan yang dalam, pianis ini kemudian
membawa penonton pada Rachmaninov. Ia memilih "Three Etude Table
aux". Komposisi yang terdiri dari 3 bagian tersebut dilayaninya
dengan sikap yang sama. Bebas namun tidak memperkosa. Tapi pada
kesempatan ini ia agak kewalahan, Komposisi yang cukup ruwet
dengan perbauran berbagai rasa itu, tidak dapat disampaikannya
selancar nomor-nomor sebelumnya.
Bukan "Anak Manis".
Untuk menutup resital Geoffrey berusaha jadi orang "baik-baik".
Dipilihnya "Firebird" dari "Stravinsky/ Agosti. Pada intro,
permainannya sangat sederhana. Sampai pertengahan komposisi
Geoffrey membiarkan pijitan-pijitannya lepas dengan tenang. Tapi
kemudian perlahan-lahan ia bangkit lagi. Raut mukanya
berkeringat Anak Benua Kangguru ini bersemarak lagi. Ia
menggebu-gebu dan menumpahkan seluruh dirinya. Ia benar-benar
bukan "anak manis" yang menghafal, ia ingin berekspresi.
demikianlah malam piano yang dikunjungi banyak penonton muda
ini berakhir. Penonton kelihatan puas melihat musik klasik
diperlakukan sebagai barang yang hidup. Sementara mereka yang
ingin melihat permainan yang mapan, tertib, agaknya terpaksa
malam itu menyabarkan diri sedikit.
Pada penampilan malam itu, Geoffrey telah ditunjang oleh Pusat
Kebudayaan Australia. Sebagaimana diketahui kerjasama tukar
menukar seniman antara Australia-Indonesia--khususnya musik
sampai saat ini kelihatan lancar. Geoffrey Saba pilihan yang
tidak mengecewakan. Alumni Universitas Quensland dan Melbourne
ini juga murid dari musikus Australia yang terkenal "Ada
Gorder". Geoffrey-lah orang pertama yang diberikan beasiswa oleh
Australia untuk belajar musik di luar negeri. Ia telah
mengadakan pertunjukan di Inggeris, Amerika, Italia, Polandia,
Jerman Barat, Timur Tengah dan Asia Tengyara. Di Australia ia
seorang tokoh. Di sini, tamu yang tidak mengecewakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini