Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Ralph hillyer di rri jakarta

Pagelaran ke-94 orkes simponi jakarta di rri jakarta agak istimewa. raphael hillyer tampil sebagai spesialis biola alto dari as. permainan hillyer tampaknya kurang diimbangi pendukungnya. (ms)

1 April 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PAGELARAN ke-94 Orkes Simponi Jakarta (OSJ) agak istimewa juga 23 Maret malam lalu di RRI Jakarta. Raphael Hillyer, spesialis biola alto dari AS, setelah naik panggung Yogya, akan mengambil bagian dalam pagelaran malam itu. Konduktor Adhidharma dengan orkes Simponi Jakarta membuka acara lewat komposisi J. Haydn, Simponi No. 88 dalam G Dur. Bagian pertama dari komposisi ini dicurahkan dengan rasa seperti sungkan, berbelit-belit sampai di telinga. Dalam adagio ini Haydn tampaknya mengambil sikap menunggu. Pengecamnya memang mengkritik musiknya tidak mempunyai gerak atau dinamika. Meskipun masih terbayang dengan kuat perangai musiknya, bagian kedua komposisi ini mengalir lembut seperti air turun dari lereng gunung. Di bawah desakan perasaan yang lembut, komposisi Haydn ini lebih banyak menuntut sikap terbuka pada setiap pemain, untuk menyelenggarakan dialog. Kurang Diimbangi Mengenakan jas putih, Raphael Hillyer yang ditunggu, kemudian berdiri di depan tiang mikropon. Diawali dengan gesekan kelompok biola satu di bawah Yap Tji Kian, Hillyer kemudian mengayunkan perlahan komposisi G. Ph. Theleman, Konser untuk Biola Alto dengan Orkes. Hillyer, dalam posisi kunci, sebagai tongkat yang berjalan terdepan, menuntun gejolak yang dicetuskan. Tampaknya Hillyer kurang diimbangi para pendukungnya. Mereka harus terbanting-banting melayani permainannya. Tidak agresif, tapi juga tidak virtuos, Hillyer sebenarnya bisa agak rendah hati dalam bermain bersama. Setelah lewat masa jedah pertunjukan lebih padu, ketika Hillyer harus melayani komposisi Alan Shulman, Tema dan Variasi untuk Biola Alto dan Orkes. Berjalan di atas tulang punggung bunyi alat tiup ditunjang pukulan perkusi,awal komposisi ini memang harus dicerna dengan sangat hati-hati. Setiap instrumen dalam permainan itu, hampir hadir secara utuh, bebas dari pesan melodi dan ritme. Garis melodi yang kuat, sulit sekali diselusur dengan telinga awam. Kalaupun tertangkap, ia akan berkesan sebagai mungkin komposisi mutakhir, yang sudah kecipratan rock dan jazz. Hillyer sendiri kelihatannya seperti pengembara yang tidak mengendus arah angin dengan baik, melayang-layang. Ia menemukan permainannya menjelang penutup komposisi itu. Ia menyuguhkan petikan seorang violis alto yang jempol ketika ia harus melipat-lipat bagian rahasia Shulman, dengan petikan-petikan dawai cermat dan bersih. Toh ia tidak terlalu istimewa. Dilahirkan di Ithaca-New York, Hillyer mulai belajar biola di Berlin pada Alexander Fiedeman dan di Leningrad (Uni Soviet) pada Serge Korgueff. Teori musiknya pada Dimitri Shostakovich. Tampil mula-mula sebagai pemain biola tunggal di Budapest, Hongaria. Meraih gelar BA dalam matematika di Dormuth University, di tempat ini ia juga belajar musik serius dan konser. Studi matematikanya diselesaikan di Harvard, tapi ia meraih MA Musik di bawah bimbingan Walter Piston dan Hugo Leich renritt. Pernah tampil bersama dirigen kenamaan Leonard Bernstein, Hillyer adalah pendiri Kwartet Gesek Juilliard bersama William Shuman pada tahun '46. Rekamannya sudah banyak. Kesulitan HiUyer di sini agaknya ia tidak memperoleh kawan bermain yang berimbang. Tapi setelah selama 3 hari menyelenggarakan klas di Teater Arena TIM, ia punya pendapat baik tentang musisi serius Indonesia. "Mereka berlatih dengan baik, serius, sayangnya kesepakatan mereka dalam suatu orkes sangat kurang," katanya memberi catatan pada awak kelompok Orkes Kamar Jakarta. "Dalam memainkan musik barat sangat mustahil kalau kerjasama tersebut tidak dapat terjalin," katanya pada wartawan TEMPO Bachrun Suwatdi. Konser itu ditutup dengan komposisi Lars Eric Larssen, Suita Pastorale. Ringan seperti angin bukit menyapu ladang, di bawah tekanan bunyi alat tiup, permainan alat gesek kemudian menjadi lincah. Suatu saat meluncur ke atas, tapi tiba-tiba merosot, dan lepas dengan luwesnya. Hillyer, 64 tahun, mengatakan:"Puas dapat bermain bersama Orkes Simponi Jakarta." Suatu kehormatan bagi OSJ kelak, untuk menyebut kemudian hari Raphael Hillyer pernah bermain untuk kami.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus