Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Berlin, berlin

Dengan bersatunya berlin barat dan timur, kini kawasan barat perlu membangun permukiman baru untuk pendatang dari timur. tembok yang tercagak selama 28 tahun ini, bongkahannya dikemas sebagai cendera mata.

1 Desember 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETAHUN berlalu sejak lenyapnya tenaga tembok kukuh yang 1/4 abad lebih membelah Berlin. Jebolnya produk politik Perang Dingin itu bukan hanya sensasi penduduk setempat, tetapi juga buat pelancong mancanegara. Kota seluas 880 km2 itu (sedikit lebih besar dari Jakarta) kini berpenghuni 3,5 juta jiwa, yakni 2,2 juta di barat dan selebihnya di timur. Tahun 2000 diperkirakan enam juta jiwa. Kini di kawasan barat mau tak mau perlu dibangun permukiman baru karena bah sekitar 80 ribu pendatang timur. Meski pihak barat sempat melenguh ikhwal mahalnya ongkos akibat penyatuan Jerman ini, diam-diam berkipas juga menangguk dolar. Misalnya, bongkah tembok maut itu dikemas sebagai cendera mata, laku keras 5 dolar AS sekeping. Itu termurah. Juga baju seragam atau perabot bekas serdadu diobral di pasar loak. Namun, tambang uang terpenting mungkin dari citra Berlin yang masyhur sebagai Kota Budaya Eropa. Kota ini, 1920, terkenal sebagai pusat intelektual dan kebudayaan terkemuka. Di sini ada 35 gedung teater dan opera serta lebih dari 20 gedung konser. Juga perusahaan film terbesar di Jerman, pernah ada di sini, di samping penerbitan 150 koran harian dan mingguan. Museum bertabur di seantero kota. Berlin kini merancang bandar udara baru, 50 km selatan kota, untuk menyambut lalu-lalang manusia mancanegara, yang selama ini 12 juta orang per tahun. Itu bakal melonjak dua kali lipat dalam dua tahun mendatang. Pada 1871, Berlin pernah menjadi ibu kota Jerman. Lalu sebagian dilalap api, 1933, dan 1945 luluh-lantak. Riwayatnya tak lepas dari apa yang kini disesali: "kegagalan politik". Sekutulah yang membagi Jerman jadi empat kavling sehabis membebaskannya dari fasis, 1945. Barat dikuasai Amerika, Inggris, dan Prancis. Kawasan timur untuk Soviet. Jerman di belahan barat jadi republik federal, yang timur republik demokrasi, mematok Berlin Timur sebagai ibu kota. Sedangkan belahan barat dikuasai Sekutu, bukan oleh republik federal. Pihak penguasa Jerman Timur, yang tak senang melihat banyak warganya boyong ke barat Berlin, lalu mendirikan pagar 13 Agustus 1961. Mulanya hanya tembok dan kawat berduri, dan 1963 diperkukuh dengan beton bertulang yang rampung akhir 70-an. Selama 28 tahun tercagak membelah Berlin, tembok ini menelan 80 korban -- begitu laporan resminya. Itu yang ditembak karena mau menyeberang ke barat. Jerman pekan ini memilih pemerintahan baru. Berlin, menurut kantor berita foto Gamma, mungkin masih jadi ibu kota. Siapa tahu, Jerman satu-satunya negara di dunia yang punya ibu kota kembar: Bonn dan Berlin. Ed Zoelverdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus