Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Bila dokter bloon kalut

Skenario : roman polanski dan gerard brach sutradara : roman polanski pemain : harrison ford,betty buckley,john mahonsy resensi oleh : putu wijaya.

11 Maret 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

FRANTIC Pemain: Harrison Ford, Betty Buckley, John Mahonsy Musik: Ennio Morricone Skenario: Roman Polanski & Gerard Brach Sutradara: Roman Polanski AKTOR Harrison Ford melejit keras dengan film petualangan Indiana Jones dalam Raiders of the Lost Ark kemudian The Temple of Doom. Sejak itu ia menjadi pahlawan. Dengan topi rimba, jas, serta pecutnya, ia menjadi superstar baru. Tetapi sebagaimana juga Sean Connery yang menarik diri sebagai 007 dan Steve Reeves yang bosan jadi Superman, Ford juga tak puas identitasnya sebagai jagoan. Ia ingin jadi aktor. Kemudian ia mendapat kesempatan bagus sekali untuk menunjukkan bakatnya dalam: Mosquito Coast -- di situ ia bermain pas, berhasil, hampir merenggut Oscar. Dalam rentetan perjalanan Ford sebagai aktor, kini ia muncul kembali sebagai seorang dokter di bawah sutradara beken: Roman Polanski. Sutradara ini cukup dikenal di Indonesia.Dialah suami Sharon Tate, bintang film yang terbunuh dengan mengerikan oleh kelompok Manson, yang konon melakukan itu karena mendapat inspirasi dari film Polanski yang sadistis. Dari tangan Polanski telah rnuncul film seperti: Rosemary's Baby dan China Town -- mengungkap mafia Cina dan skandal tanah oleh pejabat di California. Frantic dimulai dengan kedatangan seorang dokter (Harrison Ford) di Paris untuk menghadiri sebuah seminar. Tetapi kemudian ternyata kopor istrinya bertukar dengan sebuah kopor lain. Disusul kemudian dengan hilangnya istrinya. Dokter berusaha melapor kepada keamanan hotel dan polisi. Tetapi menghadapi birokrasi polisi. dokter memutuskan untuk mengusut sendiri istrinya.Ia temukan gelang istrinya di bawah mobil di luar hotel. Dari situ ketahuan bahwa istrinya diculik. ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi, dokter melupakan kewajibannya untuk membacakan makalah, ia terus melacak dengan bloon dan berani. Inilah potret "klise" tentang seorang Amerika yang berani dan cepat marah. Ketahuan kemudian, istrinya diamankan oleh orang yang bermaksud menjemput kopor yang terbawa ke hotel. Dalam kopor itu ternyata ada barang selundupan yang amat berharga. Yang membawa kopor itu adalah Michele, seorang wanita muda yang dibayar. Dokter berhasil menemukan wanita itu dan kemudian mengajaknya kembali ke bandar udara untuk mengambil kopor. Ternyata, isinya bukan morfin sebagaimana yang ia duga. Selanjutnya film membentangkan petualangan dokter itu membebaskan istrinya. Ini berakhir dengan dar-der-dor dan nyawa-nyawa melayang. Nama besar Roman Polanski menjebak kita untuk mengharap terlalu banyak. Ternyata, ini hanya sebuah film suspense biasa, dengan penyuguhan yang diserius-seriuskan. Dengan warna jazz pada musik, film ini mulai dengan pembukaan yang meyakinkan. Kita disiapkan untuk menerima sesuatu yang berat. Apalagi kemudian muncul wajah dokter dan istrinya.dalam taksi yang seakan-akan sudah diberati oleh masalah. Ternyata, persiapan itu agak berlebihan. Menyusul adegan sehari-hari suami-istri di kamar hotel dengan dialog-dialog terampil yang mirip film soap opera. Ford jadi terasa terlalu muda dan gagah untuk jadi dokter bloon. Ia berusaha keras mengonyol-ngonyolkan, menggugup-gugupkan dirinya, tetapi terlalu kentara sebagai akting. Penyakit khas aktor yang biasa main film pop, mereka kurang dalam dan tertimbun klise. Polanski, yang amat intens pada awal, menjadi encer dan kedodoran di tengah cerita. Ia berhasil melukiskan tokoh pejabat hotel dan polisi dengan wajar -- tidak sebagaimana biasanya tokoh-tokoh itu dalam film suspense. Fejabat hotel muncul kalem dan khas. Polisi Prancis yang tenggelam dalam birokrasi dan lamban juga muncul baik. Tetapi cerita yang memang lemah dirusakkan lagi oleh sutradara dengan memasukkan lelucon-lelucon yang nampak murah di film ini. Misalnya bagaimana konyolnya ketika dokter ini merayap di atap rumah. Ia melepaskan sepatu dan kaus kakinya dengan gemetaran. Kemudian ia bisa-bisanya menyamar jadi kekasih dalam ranjang. Setelah itu, tanpa memakai alas kaki ia masuk ke lobi hotel. Sesuatu yang mestinya bisa wajar. kalau tidak sengaja ditonton-tontonkan. Lelucon itu agak murahan, kalau keluar dari tangan orang sekaliber Polanski -- bandingkan dengan dagelan aktor De Niro yang berhasil dalam Midnight Run. Frantic tanggung. Ia bukan film dar-der-dor yang kental seperti China Town. Dibandingkan dengan China Town, Frantic kalah cerita, pendukung, serta penuturan -- meskipun Polanski sempat memberikan sentuhan yang membedakannya dengan film keras biasa. Frantic sejenis film pop menurut ukuran Polanski yang dibobot-bobotkan. Polanski ingin menciptakan teror, tetapi hasilnya tidak setajam teror dalam Fatal Attraction, misalnya. Fatal berhasil meneror dan melahirkan empati, sedangkan dalam Frantic Polanski baru mengalutkan peran dokternya sendiri. Tetapi sebagaimana yang selalu bisa diperas dari sutradara yang punya nama, masih tetap saja dapat kita nikmati sesuatu dari film ini. Sentuhan tangan Polanski juga semua sutradara yang punya kaliber punya warna tersendiri. Misalnya, ketika dokter bloon itu menemukan bandit bernama Dede terbunuh. Nampak kaki telanjang terjurai dari balik pintu. Ini mengerikan sekaligus indah sebagai gambar. Menikmati film ini, berarti menyiapkan diri sabar, masuk ke dalam ritme yang berbeda dari film keras biasa. Penonton diberi ruang waktu untuk berpikir. Diajak bertanya-tanya. Tidak diberikan banyak adegan tembak-tembakan dan adu jotos. Tidak ada jagoan. malah tokohnya orang konyol . Putu Wijaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus