Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Edwin dan Ifan Ismail Jadi Penulis Naskah Pilihan dalam Festival Film Tempo

Edwin dan Ifan Ismail menjadi Penulis Naskah Pilihan dalam Festival Film Tempo lewat Kabut Berduri. Mereka mempersembahkannya untuk masyarakat adat.

6 Februari 2025 | 18.06 WIB

Edwin (kanan) dan Ifan Ismail menerima penghargaan kategori Penulis Naskah Pilihan Tempo dalam film Kabut Berduri pada malam penghargaan Festival Film Tempo di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 5 Februari 2025.  Tempo/M Taufan Rengganis
Perbesar
Edwin (kanan) dan Ifan Ismail menerima penghargaan kategori Penulis Naskah Pilihan Tempo dalam film Kabut Berduri pada malam penghargaan Festival Film Tempo di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 5 Februari 2025. Tempo/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Edwin dan Ifan Ismail terpilih menjadi Penulis Naskah Pilihan Tempo berkat skenario besutan mereka pada film Kabut Berduri. Film yang memulai debutnya pada Agustus 2024 ini menceritakan tentang kasus pembunuhan berantai di perbatasan Indonesia dan Malaysia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pengumuman Penulis Naskah Pilihan Tempo itu disampaikan dalam agenda Malam Penghargaan Festival Film Tempo di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025. Edwin dan Ifan Ismail tampil ke atas panggung seusai diumumkan menjadi Penulis Naskah Pilihan Tempo.

Persembahkan Kemenangan untuk Masyarakat Adat

Ifan Ismail mengucapkan terima kasih kepada dewan juri dan para tim yang terlibat dalam produksi film tersebut. Dia juga mempersembahkan penghargaan film Kabut Berduri itu untuk seluruh masyarakat adat yang ada di Indonesia maupun seluruh dunia. “Kami ingin mempersembahkan ini buat semua masyarakat adat dalam mempertahankan apa yang menjadi hak mereka dan milik mereka,” kata Ifan Ismail dalam sambutan kemenangannya.

Sementara Edwin, merasa senang atas penghargaan ini karena menganggap nominasi pilihan Tempo itu tidak kaleng–kaleng. Menurut dia, penghargaan ini sangatlah penting karena diberikan oleh Tempo. “Terima kasih buat Tempo. Saya rasa ini penting. Penghargaan dari sebuah media seperti Tempo yang memang percaya dengan jurnalisme investigasi,” ujar Edwin.

Ifan Ismail (kiri) dan Edwin menerima penghargaan Penulis Naskah Pilihan dalam Festival Film Tempo di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 5 Februari 2025. Tempo/Charisma Adristy

Edwin mempersembahkan kemenangannya ini kepada para aktor yang terlibat dalam produksi film Kabut Berduri itu. Dia menilai naskah garapannya tidak akan berdampak apa-apa jika para aktor tak mampu memainkan peran mereka dengan serius. “Kalau tidak ada mereka, ya cuma jadi PDF file saja,” kata Edwin.

Di akhir sambutannya, Edwin meminta kepada aparat kepolisian yang hadir dalam Festival Film Tempo untuk menonton Kabut Berduri. Adegan dalam film ini dia anggap mampu menjadi pembelajaran bagi polisi dalam mengusut dan melihat kasus kriminal di pelosok negeri. “Buat Bapak polisi, kalau ada waktu tonton filmny, Kabut Berduri,” ujar Edwin.

Tentang Kabut Berduri

Film Kabut Berduri bercerita tentang kasus pembunuhan berantai di perbatasan Indonesia dan Malaysia. Film ini juga mengangkat isu sosial, politik, dan trauma masa lalu. 

Kabut Berduri merupakan film thriller kriminal Indonesia yang tayang di Netflix pada 1 Agustus 2024. Film ini disutradarai oleh Edwin dan dibintangi oleh Putri Marino, Yoga Pratama, Lukman Sardi, Yudi Ahmad Tajudin, Yusuf Mahardika, Iedil Dzuhrie Alaudin, Kiki Narendra, Siti Fauziah, dan Sita Nursanti.

Film ini juga mengangkat berbagai permasalahan di wilayah perbatasan. Beberapa di antaranya adalah soal pembalakan liar, perdagangan manusia, hingga bagaimana kerja aparat negara di perbatasan.

Kalimantan dipilih menjadi lokasi syuting utama film Kabut Berduri. Sesuai dengan ceritanya yang berlatar di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, maka para pemain dan kru diterbangkan langsung ke sana selama lima minggu. Penonton akan melihat keindahan Kalimantan yang mungkin belum diketahui banyak orang. Adapun takhayul dan cerita-cerita gelap di daerah perbatasan semakin membuat cerita film ini semakin kaya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus