SEPANJANG hari mereka mendaki anak-anak tangga itu. Di puncak bangunan yang menyerupai reruntuhan candi, dari pundak yang lepuh akibat matahari dan beban, ratusan karung serbuk maut kokain dilempar ke mulut api. Kobaran api pun menyembur, bak amarah dewa yang tak pernah puas. Namun, prosesi di Peru ini tidak ada sangkut-pautnya dengan upacara ribuan tahun lalu, ketika suku Inca mempersembahkan daun koka sebagai sesajen para roh. Kali ini tak ada pendeta yang melantunkan puja-puji, hanya ratusan pemberantas narkotik bersenjatakan senapan mesin dan pesawat pengintai. Pembakaran 4.000 kg kokain itu lebih merupakan perayaan sedih: kemenangan kecil dari kekalahan-kekalahan besar yang menelan ratusan ribu jiwa. Kokain bagi rakyat Amerika Selatan yang miskin dan tertindas adalah jalan pintas menuju hidup cukup. Ketika hasil pertanian dan mineral jatuh harganya, kokain tetap jaya karena di Amerika Serikat saja ada 13 juta manusia yang kecanduan obat bius ini. Maka, di Peru, hasil bercocok tanam koka US$ 3 milyar per tahun melebihi hasil ekspor lainnya. Di Bolivia, ia menjadi nafkah jutaan petani miskin. Dan, ketika raja kokain Kolombia Pablo Escobar ditangkap, akhir Juni lalu, penduduk di kampung halamannya memajang fotonya di samping lukisan Bunda Maria. . PERANG YANG TAK ADA AKHIR Gambaran gembong obat bius yang hidup mewah di balik benteng tak selalu benar, tampaknya. Koka, bahan baku kokain, ditanam jutaan petani miskin di sepanjang Pegunungan Andes. Di Peru saja ada 200.000 hektare ladang koka. Setiap hektare menghasilkan adonan dengan nilai US$ 7.000 per tahun, atau tujuh kali penghasilan per kepala rakyat Peru menurut Bank Dunia. Daun koka diinjak -injak dan dicampur bahan kimia sebelum dijadikan kokain. Upaya mematahkannya pun sulit karena selalu ada mafia baru mengisi pasaran para penyelundup yang sudah tertangkap. Menurut pemerintah AS, pada 1987 ekspor obat bius ini US$ 22 milyar. Tahun ini, dengan produksi mencapai 1.000 ton, hasil penjualan kokain akan lebih besar. Foto: GAMMA Teks: Yudhi Soerjoatmodjo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini