Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Hakim Putuskan Korban Dugaan Pemerkosaan Jay-Z dan Sean 'Diddy' Combs Tak Perlu Ungkap Identitas

Korban dugaan pemerkosaan oleh Jay-Z dan Diddy saat berusia 13 tahun berhasil mempertahankan hak anonimitasnya dalam gugatan hukum.

29 Desember 2024 | 20.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Diddy dan Jay-Z. Foto: Johnny Nunez| ABC News.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan yang melaporkan Jay-Z dan Sean ‘Diddy’ Combs melakukan kekerasan seksual padanya pada 2000, saat usianya baru 13 tahun, tidak diwajibkan untuk mengungkapkan identitasnya dalam proses hukum. Keputusan ini dikeluarkan oleh Hakim Distrik Amerika Serikat, Analisa Torres pada Kamis, 26 Desember 2024. Perempuan tersebut, yang dikenal dengan anonim, alias Jane Doe, mengajukan gugatan pada Oktober lalu terhadap Diddy. Gugatan itu kemudian diperbarui pada Desember dengan menambahkan nama Jay-Z (Shawn Carter) sebagai tergugat.

Mosi Kuasa Hukum Jay-Z Ditolak

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam gugatan, Jane Doe menyatakan ia diperkosa setelah diantar ke sebuah pesta usai ajang MTV Video Music Awards 24 tahun silam. Kuasa hukum Jay-Z, Alex Spiro, sebelumnya mengajukan mosi agar gugatan ini dibatalkan jika penggugat tidak mengungkapkan identitasnya. Spiro mendesak hakim untuk mewajibkan perempuan tersebut mengungkapkan identitasnya jika ingin melanjutkan gugatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Spiro menegaskan, "Tuan Carter berhak mengetahui siapa orang yang secara efektif menuduhnya—dengan cara yang sangat sensasional dan mencari perhatian publik—atas tuduhan tindak pidana, menuntut kompensasi finansial besar, dan merusak reputasi yang telah dibangun selama puluhan tahun," ungkapnya, sebagaimana dilaporkan oleh Associated Press.

Namun, Hakim Torres menolak mosi tersebut dengan menyebutnya sebagai langkah yang tidak pantas dan membuang-buang sumber daya pengadilan. "Pengadilan tidak akan mempercepat proses hukum hanya karena permintaan kuasa hukum," tulis Hakim Torres dalam dokumen pengadilan, dilansir dari People. Ia juga menyoroti bahwa pengacara Jay-Z tidak memberikan waktu 5 hari bagi Jane Doe untuk merespons sebelum mosi diajukan, yang menurutnya kelalaian dan tidak dapat diterima.

Kesaksian dan Tuduhan Korban

Dalam wawancara dengan NBC News yang terbit pada Sabtu, 14 Desember 2024, Jane Doe mengisahkan insiden tersebut sebagai peristiwa yang mengubah hidupnya. Ia mengaku diantar ke sebuah rumah besar berwarna putih dengan limusin setelah menerima tawaran dari seorang sopir yang mengaku bekerja untuk Diddy. Jane Doe juga menyebutkan sempat berbincang dengan beberapa selebritas di pesta tersebut sebelum menerima minuman yang membuatnya merasa pusing.

Ia kemudian menemukan sebuah kamar kosong untuk berbaring, tapi mengaku diserang oleh Jay-Z dan Diddy. “Jay-Z datang, menahan saya, dan mengatakan saya harus diam. Ia kemudian memperkosa saya,” ungkapnya dalam gugatan. Setelah kejadian tersebut, Jane Doe mengatakan berhasil melarikan diri ke sebuah pom bensin dan menghubungi ayahnya untuk menjemputnya. Namun, ayahnya mengaku tidak mengingat insiden tersebut.

Bantahan dan Inkonistensi Kesaksian

Kasus ini tidak berjalan mulus bagi penggugat. Meskipun Jane Doe bersikeras bahwa ia tidak berbohong tentang kejadian tersebut, ia mengakui adanya ketidaksesuaian dalam ingatannya. Beberapa rincian dalam kesaksiannya tampak berbeda dengan fakta yang ada. Ia menyebutkan berbicara dengan seorang selebritas di pesta tersebut, namun selebritas yang dimaksud membantah pernah berada di New York pada malam itu. 

Selain itu, meski foto-foto menunjukkan Jay-Z dan Diddy berada di lokasi yang berbeda, keberadaan keduanya pada malam itu masih belum dapat dipastikan sepenuhnya. Meskipun demikian, Jane Doe menegaskan bahwa kejadian itu benar terjadi. “Saya mungkin membuat kesalahan dalam detail, tapi saya tidak berbohong soal apa yang mereka lakukan pada saya,” ujarnya.

Kuasa hukum Jay-Z, Alex Spiro, tetap bersikeras bahwa gugatan ini adalah sebuah upaya pencemaran nama baik yang tidak berdasar. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan terus berusaha membatalkan gugatan tersebut. Spiro menyebut gugatan tersebut sebagai upaya mencari sensasi yang merusak reputasi kliennya. “Tuduhan ini tidak berdasar. Kami meminta pengadilan untuk segera membatalkan kasus ini,” kata dia. Pihak Diddy juga menilai gugatan ini sebagai upaya memalukan untuk mencari uang. Adapun rapper tersebut juga sedang menghadapi berbagai tuduhan kriminal, termasuk pelecehan dan kekerasan seksual, perdagangan manusia, hingga pemerasan sejak September lalu.

PEOPLE | ASSOCIATED PRESS | NBC NEWS

Adinda Jasmine

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Lulusan jurusan Hubungan Internasional President University ini juga aktif membangun NGO untuk mendorong pendidikan anak di Manokwari, Papua Barat.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus