Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Lahir tanpa Perbedaan

16 Juli 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BILA kendaran Anda terjebak macet di Sudirman, coba putar channel radio Anda ke 101,6 FM. "Hello, MTV freaks…," suara menyapa. Inilah saluran radio yang sekarang menjadi tongkrongan telinga baru remaja Jakarta—dan mungkin salah satunya adalah anak Anda. Semua musiknya funky abis—istilah remaja sini. Untuk urusan MTV, boleh jadi Indonesia menjadi jagoan. Ini adalah radio kedua MTV di dunia. Radio MTV pertama didirikan di Brasil. Radio MTV Brasil sepenuhnya dikelola MTV, sementara di Indonesia mereka menggunakan sistem partnership.

Berdirinya radio MTV ini berawal dari kerja sama antara MTV dan radio Hard Rock FM dalam program Asia Hit List. Acara yang dipandu disc jockey (DJ) Mike Kaseem itu ternyata sukses besar dari segi rating dan respons pendengar sehingga disindikasikan ke 12 radio swasta di seluruh Indonesia.

Pihak Hard Rock cekatan. Kenapa tidak mendirikan radio MTV? Apalagi survei Networks Development Department—sebuah departemen di MTV yang khusus mengurusi perluasan produk MTV—menyimpulkan Indonesia adalah pasar potensial untuk MTV. Radio Hard Rock selama ini berada di bawah naungan Surya Suara Mediatama (SS Media)—kelompok usaha yang mengelola majalah seperti Kosmopolitan, Harper's Bazaar, dan Auto Car—maka bisnis media franchise tentunya bukan sesuatu yang baru.

Franchise dengan MTV Southeast Asia tentunya membayangkan sebuah keuntungan. Alhasil, kerja sama pun dilakukan. Langkah pertama kelompok usaha di bawah holding company Mugi Rekso Abadi yang dimiliki Sutikno Sudaryo dan Adiguna Sutowo ini adalah mencari frekuensi radio. Karena

di Jakarta sudah tidak ada frekuensi yang bebas, sebuah stasiun radio baru harus mengambil alih frekuensi lama. Bentuknya bisa akuisisi, bisa pula kerja sama dengan pemilik frekuensi lama.

Setelah menelisik kian kemari, ketemulah pemilik radio Suara Kejayaan, yang sudah megap-megap kesulitan dana, yang setuju untuk bekerja sama. Jadilah frekuensi 101,6 FM untuk MTV on Sky.

Sejak Februari 2000, radio MTV on Sky mulai mengudara dari Gedung Sarinah Thamrin, lantai 8, Jakarta. MTV radio secara resmi diluncurkan pada 1 juli kemarin di Kafe Bengkel. Lima ribu lebih anak muda, yang berambut cat merah, biru, dan kuning, berkaus polos ketat, dengan slayer berlogo MTV, tumplek-blek menggerakkan tubuhnya, bergoyang mengikuti irama ska. Dipandu Indra Safera dan Sarah Sechan, para DJ MTV on Sky diperkenalkan kepada pemirsa—antara lain Cindy Fatika Sari, Bekti Indratomo, dan Tengku Firmansyah. Mereka kemudian ikut melenggak-lenggok di atas pentas.

Sebagai acara puncak, dihadirkan Save Ferris, grup ska asal California. Brian Mashburn (gitar dan vokal), Bill Uechi (bas), Jose Castellaos (trompet), Eric Zamola (alto-saksofon), dan T. Bone Willy (trombon) meluncurkan 13 lagu yang membuat para penonton remaja itu histeris. Beberapa penonton wanita jatuh karena pingsan. Namun, yang lainnya seperti tak peduli. Mereka tetap asyik bergoyang dari menit ke menit.

Pada dasarnya, semua program radio MTV diadaptasi dari MTV. Highlight Radio MTV, misalnya, adalah MTV Getar Cinta—yang dipandu Sarah Sechan dan Indra Safera. Program adaptasi lain adalah MTV 100% Indonesia dan MTV Kampus, yang berisi laporan perjalanan keliling kampus seluruh Indonesia. Bedanya dengan televisi, radio MTV tidak menyajikan progam Salam Dangdut.

Bagaimana dengan acaranya? Coba dengerin deh bagaimana para DJ mengalamatkan para metropolitan kelas menengah ABG (anak baru gede): "Buat kamu-kamu yang lagi mau malem Minggu…, berbaik-baik deh hari ini ama nyokap… ya, nganter-nganterin belanja, kek. Pokoknya, ambil ati orang tua kamu. Bila bete, teriak-teriakin deh lagu ini sambil nyetir." Gaya bicara mereka lazimnya merupakan gado-gado antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Maklum, mereka memang anak muda masa kini yang lazimnya mengecap pendidikan di luar negeri atau setidaknya memang sudah lancar berbahasa Inggris. Contohnya, DJ Karina Amanda Sugarda—mahasiswi Atma Jaya kelahiran Belgia pada 1980—adalah anak diplomat yang, selain fasih berbahasa Inggris, juga fasih berbahasa Italia, Prancis, dan Jerman.

Segmen pendengar remaja berumur 15-25 tahun itu selama ini sudah dikuasai radio Prambors lebih dari 29 tahun. Dengan brand name MTV yang gemebyar itu, tak mengherankan bila Prambors bisa kecut. Tapi konon radio MTV tidak untuk menghantam radio Prambors. Menurut Manajer Umum MTV on Sky—juga "alumni" penyiar radio Prambors—Meuthia Kasim, ibaratnya, jika radio Prambors adalah Mercedes, radio MTV adalah BMW. Yang menjadi persoalan bagi pendengar: apa dong bedanya Hard Rock FM dengan MTV on Sky? Kok, rasanya sama saja, sama bahasa dan sama nuansa, alias belum memiliki perbedaan karakter? Akhda, 20 tahun, yang ditemui di lantai Bengkel, misalnya, mengaku kurang puas dengan suguhan radio MTV yang ada sekarang karena sebagian besar warna musiknya persis sama dengan Hard Rock. Sejatinya, Hard Rock FM ditujukan untuk kelas menengah. Tapi lambat-laun tampaknya musik Hard Rock FM mulai didominasi selera ABG. Setelah adik "tiri"-nya yang bernama MTV on Sky lahir, ada baiknya Hard Rock FM kembali ke konsep semula. Adakan kembali acara-acara musik rock. Dan "kakak-adik" ini akan memiliki ciri yang lebih khas. OK, MTV freaks….

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus