Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Friedrich Engels (Stefan Konarske), 27 tahun, meyakinkan orang-orang di ruangan ihwal pandangannya bersama Karl Marx tentang pentingnya sistem ekonomi yang lebih berpihak kepada kelas pekerja. Sejumlah orang di forum itu mencoba mendebat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karl Marx (August Diehl), 29 tahun, yang semula hanya duduk, mengamati orang-orang berpendapat, kemudian berdiri dan angkat bicara. Ia lalu menjelaskan pernyataan yang disampaikan sahabatnya, Engels. Mendengar penjelasan Marx, orang-orang di ruangan itu bersorak menyatakan setuju.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Marx duduk. Engels kembali berusaha menjelaskan maksudnya tapi beberapa orang masih menyanggah. Dia pun mempersilakan Marx menjelaskan visinya yang ditulis di bukunya. "Kamu saja, kamu yang menguasai panggung," ujar Marx. Engels lalu membacakan pemikiran Marx dari buku itu, dan orang-orang bersorak gembira.
Engels berhasil meyakinkan mereka menerima pemikiran tentang pentingnya semua pekerja bersatu. Sontak dua orang perempuan mencopot bendera putih bertulisan "All men are brothers" dengan simbol seperti matahari terbit. Mereka mengganti dengan spanduk bertulisan "All workers of all countries, Unite". Marx dan Engels, yang memegang kendali di Belgia, tersenyum bahagia. Istri-istri mereka pun sangat gembira melihat pemikiran Marx dan Engels diterima publik.
Marx dan Engels menulis prinsip-prinsip komunisme dalam pamflet bersama. Draf pertama diproduksi Engels dan diselesaikan oleh Marx, yang kemudian disebut Manifesto Komunisme. Pemikiran ini menjawab pokok pikiran yang disampaikan oleh Pierre-Joseph Proudhon, politikus dan filsuf Prancis yang dikenal sebagai bapak teori sosialisme dan anarkisme.
Kiprah Karl Marx muda bersama Friedrich Engels itu digambarkan dalam film Der Junge Karl Marx (Le Jeune Karl Marx). Film karya Raoul Peck ini diputar di Goethe-Institut pada Sabtu, 12 Januari lalu. Film produksi 2017 tersebut sebelumnya diputar di festival film internasional di Berlin, Berlinale. Film ini memang cukup panjang dan agak melelahkan, karena percakapan tentang pemikiran filosofis dan perdebatannya pada saat itu mendominasi di sepanjang film.
Karl Marx muda, yang sangat kritis membela kaum proletar, menikahi seorang gadis muda yang cerdas, yang juga pemikir politik dari kalangan aristokrat, Jenny von Westphalen (Vicky Krieps). Jadi, film ini tak hanya menampilkan perdebatan dan pemikiran antara Marx dan pemikir lain, tapi juga diskusi Marx dengan sang istri.
Film ini tak melulu berisi pergulatan pemikiran, ada juga sisi kemanusiaan Marx. Misalnya ketika ia harus dihadapkan pada dilema keluarga, kebutuhan anak-istrinya saat ia dideportasi dari Prancis, juga ketika dia kehilangan pekerjaan karena kekritisannya. Tak lupa gambaran persahabatannya dengan Engels, anak pengusaha yang dipercaya mengelola usaha ayahnya di Manchester.
Melengkapi film Karl Marx muda ini, diputarkan juga film System Error yang disutradarai Florian Opitz. Baik Der Junge Karl Marx (Le Jeune Karl Marx) maupun System Error merupakan penutup dari rangkaian seminar "Filosofi dan Pemikiran Kritis: 200 Tahun Setelah Karl Marx (1818-2018)". Acara ini dihelat di Goethe-Institut pada 11-12 Januari 2019.
Film System Error memblejeti sistem ekonomi liberal dan kapitalisme: ketika pertumbuhan ekonomi menjadi tolok ukur mengejar kesejahteraan. Pertumbuhan terus didorong semaksimal mungkin, tak peduli dampak terhadap lingkungan, kemanusiaan, dan ketenagakerjaan.
Bahkan di film dokumenter yang sangat maskulin ini (semua pembicara laki-laki, tak ada sama sekali perspektif perempuan) diperlihatkan bahwa lingkungan sangat diabaikan. Ini tergambar dari dua peternak besar di sekitar Amazon. Pengusaha yang memelihara jutaan ternak itu menginginkan pembabatan hutan Amazon diperluas. Ia juga menginginkan hukum lingkungan-lah yang harus menyesuaikan kepentingan bisnis dan ekonomi.
Dari gambaran para ekonom, pengusaha, pebisnis, dan perbankan yang ditemui, mereka memperkirakan akan terjadi sebuah kondisi akibat kesalahan sistem. Di tengah-tengah paparan narasumber, di-cantumkan pula pernyataan atau pemikiran Karl Marx yang menunjukkan tanda-tanda kegagalan atau erornya sistem ekonomi kapitalisme ini. DIAN YULIASTUTI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo