Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Patung Tanpa Yenny Rachman

Pameran patung yang diselenggarakan akademi seni patung IKJ diberi judul "Kreativitas Tanpa Yenny Rachman", di galeri IKJ Jakarta. Patung-patung mini dipamerkan.

12 Desember 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MULANYA hanya kerja iseng seorang mahasiswa. Yang kemudian, dengan dorongan dosennya, dikembangkan menjadi "kerja serius". Maka dibukalah sebuah pameran patung berjudul "Kreativitas tanpa Yenny Rachman," di Galeri Institut Kesenian Jakarta (IKJ) 1-15 Desember ini. Gagasan nyentrik ini agaknya memang menjawab pameran senirupa di Pusat Pengembangan Kesenian DKI, di Kuningan, bulan lalu -- yang dibuka oleh bintang film Yenny. Pameran yang dulu itu konon makan biaya berjuta rupiah -- menampilkan karya para seniman muda "dari seluruh Indonesia" yang kurang mengesankan. Apa yang dibanggakan pameran Akademi Senipatung IKJ ini? Sebagian besar patung, ternyata, ukurannya tak lebih besar dari empu jari Yenny Rachman. Karena itu dalam ruang sekitar 10 x 10 m itu bisa dipajang lebih dari seratus Patung. Yah, memang hanya soal ukuran. Cuma, dalam karya senirupa ukuran ternyata punya peranan. Bayangkan sebuah patung besar yang dibuatkan duplikatnya dalam ukuran sekian kali lebih kecil. Walau bentuk karya itu ditiru secara persis, ukuran kecil dan besar tentulah memberikan citra berbeda. Pun sebaliknya: bila yang kecil dibesarkan. Misalnya saja patung-patung kayu karya Ira Koswara dalam pameran ini. Seorang lelaki duduk berbaju hitam potongan Cina, bercaping. Yang lain: patung seorang lelaki sedang mengayun langkah. Tinggi patung itu tak lebih dari 10 cm. Kesan pertama: ini barang mainan yang lucu. Hanya, teknik pembuatannya memberi kesan betapa telatennya si pematung --misalnya dalam mengukir mata, hidung, mulut. Kesan-kesan itu tak akan muncul bila patung itu dibuat dalam ukuran besar. Kecuali itu penonton sendiri terpaksa cermat. Dan kecermaun memang tak sia-sia untuk karya-karya mini yang memang berhasil. Yakni yang tak mengesankan hanya sebuah miniatur--yang baru menjadi karyajadi bila sudah dibesarkan. Beberapa karya Dot Barimotz, misalnya, memberi kesan begitu. Contoh: patung mini berupa figur yang sedang merentang tangan berlandaskan bentuk silinder. Kesannya, patung ini baru merupakan rencana sebuah monumen besar. Dengan sedikit memilih, karya-karya Dianthus Patiasina agaknya merupakan contoh keminian yang memberi kekhasan. Ada bentuk entah apa yang merupakan susunan bulatan, dipadu dengan bentuk seperti kerangka kipas. Kelunakan wujud bulat dan ketajaman bentuk kerangka, pada patung mini ternyata tak begitu terasa kontrasnya. Dan perpaduannya seperti menimbulkan gerak: ada dialog dua bentuk yang tak pernah berhenti. Ini membuat karya itu mengikat. Ada juga patung-patung mini yang disusun dari onderdil, entah arloji atau barang mainan elektronik atau apa. Onderdil, di tangan seorang pematung, ternyata bisa memberikan citra sebuah taman yang sejuk. Pameran patung memang tak sesering pameran lukisan. Kecuali patung tak praktis diangkut ke sana-sini, kerja mematung sendiri relatif lebih lama dibanding kerja melukis. Agaknya patung-patung mini mahasiswa IKJ ini bisa memberikan perspektif baru: kerja mematung, dan usaha memamerkan patung yang lebih praktis --karena bentuknya yang mini tadi. Tentu, sekali lagi, asal tak hanya mencipta semacam "maket". Asal tak hanya menyerupai hasil bikinan kanak-kanak Bali di tengah permainan mereka. Atau boneka di toko souvenir. Kontras mestinya terbit antara karya mini dan karya monumental yang membutuhkan ruang luas. Alternatif baru mestinya terlihat, sehubungan dengan makin padatnya lingkungan. Bambang Bujono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus