Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lima tahun sejak dirilisnya album Dunia Batas pada 2012, Payung Teduh merilis album terbaru, Ruang Tunggu, di pengujung 2017.
"Album ini seharusnya sudah kami rilis pada 2015. But today is a good day," ujar Muhammad Istiqamah Djamad, vokalis Payung Teduh, Selasa, 19 Desember 2017, di kawasan Kemang.
Makna Ruang Tunggu dari album ini, menurut Is, seperti menunggu segala hal dalam hidup kita, apa yang kita bawa dari luar sana, dan kita menikmati apa yang ada di dalam. "Kita ada di ruang tunggu masing-masing," katanya.
Album ketiga ini berisikan sembilan buah lagu, yakni Akad, Di Atas Meja, Selalu Muda, Mari Bercerita, Muram, Puan Bermain Hujan, Sisa Kebahagiaan, Kita Hanya Sebentar, dan Kerinduan.
Mulanya, band ini beritikad bisa mengeluarkan album dua tahun sekali. Namun, menurut Is, proses penggarapan album terakhir dirinya bersama dengan Payung Teduh ini memakan waktu relatif lebih lama. Proses rekamannya sendiri dimulai pada 2014.
Is menuturkan penggarapan album Ruang Tunggu sempat mengalami beberapa perubahan, dari pemilihan gaya bermusik, instrumen, sampai lirik-liriknya.
Kuartet Payung Teduh dibentuk pada 2010 dan terdiri atas Is (vokal/gitar/guitalele/drum), Ivan (gitar/guitalele/vokal latar), Cito (drum/cajon), dan Comi (contrabass). Band ini berawal dari Is dan Comi, mahasiswa Universitas Indonesia, yang kerap menyambangi sudut kampus untuk bermain musik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini