THE Great American Art Form, demikianlah genre film koboi di- sebut. Sebuah formula tontonan yang tumbuh dari sejarah individu-individu, para pionir yang menjadi arsitek awal membangun moral keadilan Amerika di tengah berbagai kekerasan dan kekacauan hukum. Maka, film koboi adalah sebuah formula tontonan yang mentransfer nilai sejarah, legenda, mimpi moralitas, hingga ideologi Amerika, dan menjadi mitos itu sendiri. Clint Eastwood memahami benar hal ini lewat ucapannya: ''Individu adalah salah satu tema film saya. Saya percaya akan individualisme.'' Unforgiven adalah simpul ekspresi ucapan itu. Aliran adegan memberi ruang kuat bagi individu tokoh-tokohnya. Mereka tidak lagi dipotret secara hitam-putih, tapi sebagai manusia dengan perspektif kemanusiaannya. Di dalamnya terdapat sifat kebinatangan, kebimbangan, dan ketakutan akan kematian. Film ini dibuka dengan gambar siluet merah. William Munny (Clint Eastwood) mengubur sesuatu yang mengubah hidupnya: istri yang memberinya cinta. Sebuah awal puitis: seninya seorang residivis tua, yang tertinggal hanyalah anak-anak dan sebuah sketsa miskin seorang peternak. Sementara itu, di Kota Wyoming, keramaian tiba-tiba digores kekerasan, ketika seorang pelacur tubuh dan mukanya disiksa dengan pisau oleh dua penjahat. Koboi muda yang penuh ambisi Schofield Kid mengajak Munny memburu penjahat tersebut sekaligus mendapatkan sejumlah uang yang ditawarkan. Maka Munny bergabung dengan Kid, dan tak lupa ikut pula rekan lama Munny: Ned Logan (Morgan Freeman). Unforgiven memperkenalkan tokoh Munny dengan menarik: tidak lagi sosok gagah, tapi koboi tua yang terjatuh ketika melompat ke atas kuda. Dengan cerdik, Unforgiven dialirkan dalam dua setting. Pertama, kota dengan permasalahan penyiksaan WTS: mempertemukan tokoh Sheriff Bill Daggett (Gene Hackman), si pemburu bayaran English Bob (Richard Harris) yang juga mengejar hadiah, dan penulis kisah-kisah koboi yang menggunakan tulisannya sebagai saksi kenyataan. Kota Wyoming lalu digunakan menjadi panggung drama untuk menyampaikan pesan moral Clint Eastwood sebagai sutradara, yaitu kekerasan yang berubah menjadi kekuasaan dalam menegakkan keadilan, dan keadilan berubah wajah menjadi anarki. Gene Hackman terasa tepat menyampaikan pesan moral ini. Pantas memang ia meraih Oscar untuk peran pembantu pria. Ruang panggung kedua adalah perjalanan Munny, Ned, dan Kid menuju kota. Inilah pertautan karakter individu yang mempertemukan kesetiaan persahabatan, ambisi sekaligus kepongahan seorang remaja yang baru melihat dunia nyata, dan jagoan tua yang kini di persimpangan jalan baru. Perjalanan ini terasa menjadi proses dialog bagi ketiganya untuk menemukan dirinya kembali. Puncak individu menemukan diri sendiri terjadi ketika esensi membunuh dan dibunuh menemukan realitasnya. Kid ternyata harus membunuh penjahat yang sedang berak di WC, dan tiba-tiba ambisi menjadi pembunuh nomor satu berubah menjadi tangisan anak manusia. Ia lalu melempar senjatanya. Sedangkan sheriff, yang begitu pongah menceritakan kepahlawanannya kepada sang novelis, tak berdaya di hadapan Munny, seorang jagoan tua yang takut mati. Munny mengangkat senjatanya kembali karena sahabatnya mati. Seluruhnya adalah kekerasan yang antikekerasan itu sendiri di sana arti kepahlawanan hingga keberanian dipertanyakan. Hal ini pula yang menarik dari Unforgiven. Lewat isu antikekerasan dan pembelaan wanita, ia memperbarui formula genre koboi sebelumnya: suatu perbaikan yang diperlukan industri tontonan agar genre-genre Hollywood hadir sebagai ritualisasi yang tidak menjemukan, tapi tumbuh dalam kemasan gaya hidup zamannya, baik sosial, politik, ekonomi, maupun budaya. Kelemahan film ini terasa di ending-nya, ketika Munny menjadi koboi seperti layaknya genre koboi umumnya: mampu menang di hadapan puluhan musuhnya. Namun inilah agaknya pilihan Oscar, sebuah ending konservatif dan sentimental yang menggugah psikologis penonton untuk berempati terhadap moralitas tertentu. Kecenderungan sentimental semacam ini pula yang, meskipun memuaskan psikologi tontonan, dikritik para kritikus, dan menjadikan film-film yang secara kualitatif lebih kuat tidak meraih Oscar, seperti Goodfellas kalah oleh Dance with Wolves (Oscar 1991) dan Do the Right Think kalah oleh Driving Miss Daisy. Inilah Oscar yang cerdik mengompromikan estetika dan kekuatan menangkap psikologi penonton. Clint Eastwood kini pantas disejajarkan dalam legenda maestro film-film koboi, dari bapak film Amerika, Griffith, Siegel, Penn, hingga Leone: para maestro yang menciptakan jenis film sebagai tempat bergantungnya psikologi Amerika yang mampu diwartakan universal di dunia. Inilah alasan kenapa film ini memperoleh Oscar untuk sutradara dan film terbaik 1993. Garin Nugroho
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini