Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Perang rahasia cia

London : simon schuster, 1987 resensi oleh: rosihan anwar.

27 Februari 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

VEIL -- The Secret Wars of the CIA 1981- 1987 Oleh: Bob Woodward Penerbit: Simon S-huster, London, 1987, 543 halaman VEIL ialah sebuah kata sandi yang bersifat sangat rahasia untuk operasioperasi samar, tersembunyi, yang dilaksanakan dalam masa belakangan ini oleh pemerintahan Presiden Ronald Reagan untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di luar negeri. Veil (dalam bahasa Indonesia berarti: kerudung wanita selubung kabut), dipercayakan pelaksanaannya kepada Central Intelligence Agency (CIA), Badan Intel Pusat Amerika Serikat. Dalam masa pemerintahan Reagan, dari 1981 hingga 1987, Direktur CIA ialah William J. Casey, yang menjadi manajer kampanye pemilu untuk Presiden Reagan tahun 1980. Penulis buku ini Bob Woodward, wartawan tersohor dari harian Washington Post, yang bersama rekannya Carl Bernstein menyoroti dan menulis tentang skandal Watergate, dan mengakibatkan Richard Nixon berhenti sebagai Presiden AS. Bob Woodward sekarang asisten managing-editor untuk Staf Investigatif dari Washington Post. Dalam buku ini kentara gaya jurnalistik investigatif (penyelidikan) yang dimiliki oleh Bob Woodward, dan sebagian besar informasi bukunya diperolehnya dari mewawancarai lebih dari 250 orang yang terlibat dalam pekerjaan info intel. Ia menceritakan kisah intel dari tiga perspektif utama, yakni Direktur CIA Casey, Gedung Putih dan Komite Pilihan Senat mengenai intel. Khusus dengan Casey, dia melakukan lebih dari empat lusin wawancara dari 1983 hingga 1987. Dalam penulisan, dia mengutip ucapan-ucapan para pelaku, sehingga dengan demikian makin tampillah sifat dan watak orang-orang yang dilukiskannya. Karena itu, membaca buku ini bisa membuat orang asyik, bukan lantaran isi dan substansinya saja, melainkan lantaran ditulis dengan gaya dan bahasa jurnalistik yang lancar dan mencekam. Yang sangat diinginkan Casey, setelah Reagan menang dalam pemilu 1980 ialah jabatan menteri luar negeri atau menteri pertahanan. Tapi Shultz dan Weinberger yang memperoleh portfolio tersebut, dan Gsey diangkat jadi Direktur CIA. Di mana sajakah CIA melakukan covert operation memberikan bantuan kepada pihak-pihak yang dapat menguntungkan politik global AS? Beberapa di antaranya ialah Afghanistan, Angola, Etiopia, golongan Contra di Nikaragua dan El Salvador (hlm. 385). Berkat kepemimpinan Casey, CIA memperoleh beberapa sukses. Pertukaran intel Amerika dengan RRC sangat baik. AS memiliki teknik lebih baik dalam memantau kapal selam Rusia yang membawa peluru kendali antarbenua. Selain itu, penetrasi terhadap sistem perbankan internasional sehingga AS memperoleh data sebenarnya dari buku-buku rahasia yang dipunyai oleh bank-bank asing dan memperlihatkan investasi tersembunyi oleh Uni Soviet. Dalam buku ini terdapat perian (deskripsi) mengenai sifat dan kebiasaan pribadi beberapa tokoh terkenal. Misalnya, pemimpin Libya Qadhafi dikatakan "mempunyai pasukan pengawal wanita, karena dia tahu seorang pembunuh (assassin) Arab akan memperoleh kesukaran menembak wanita" (hlm. 327). Berdasarkan psicoanalisa, CIA memperkirakan "lantaran keadaan khusus semasa kanak-kanak, Qadhafi menyerap dalam bentuk berlebih-lebihan - ciri-ciri Bedui dari idealisme naif, fanatisme keagamaan, kebanggaan intensif, sikap hemat, xenophobia (ketaksukaan pada yang serba asing), dan kepekaan terhadap sikap yang meremehkan (hlm. 95). Anwar Sadat, Presiden Mesir, yang ditembak mati tanggal 6 Oktober 1981 sewaktu parade militer, adalah "penghisap candu" (dope) dan kerap diserang oleh rasa kecemasan. Sedangkan Raja Fahd dari Arab Saudi "banyak minum, bertentangan dengan peraturan ketat agama Islam" (hlm. 31). Presiden Ronald Reagan sendiri tidak lepas dari penilaian. Casey terkesan oleh ketidakpedulian secara menyeluruh (overall passivity) dari Presiden Reagan, ketidakpedulian mengenai pekerjaannya dan pendekatannya terhadap kehidupan. Tiada pernah dia memanggil rapat-rapat atau menentukan agenda sehari-hari. Senantiasa periang, dia tidak punya sahabat sesungguhnya, kecuali istrinya Nancy. Malas dan pembingung, toh dia punya suatu ingatan yang bersifat semifotografis dan mampu mempelajari sebuah halaman skrip atau pidato selama beberapa menit dan kemudian mengucapkan dengan sempurna (hlm. 404). Ada 12 pemimpin luar negeri yang bergantung kepada CIA untuk mempertahankan kekuasaan mereka. Di antaranya: Presiden Hissene Habre dari Chad (Afrika), Presiden Mohammad Zia dari Pakistan (perwakilan CIA di Islamabad adalah salah satu yang terbesar di dunia), Presiden Nimeri dari Sudan, dan Presiden Duarte dari El Salvador. Mengenai Presiden Marcos, pada harihari menjelang 7 Februari 1986, Casey beserta Presiden Reagan dan Nancy Reagan ngotot mempertahankan Marcos, tetapi Menteri Luar Negeri Shultz (pada waktu itu Asisten Menteri untuk Asia Timur adalah Paul Wolfowitz, sekarang dubes di Jakarta) akhirnya berpendapat Marcos yang telah terlalu lama memerintah harus pergi. Reagan dan Casey menyerah dan mengirim Marcos ke dalam pembuangan. Ny. Cory Aquino menjadi presiden Filipina (hlm. 538). Bagian akhir buku ini menceritakan urusan penjualan senjata kepada Iran, dialihkannya dana-dana sebagai hasil penjualan senjata Amerika itu kepada kaum Contra di Nikaragua (suatu perbuatan yang dilarang oleh Kongres AS). Diungkapkan juga peranan aktif para pembantu Presiden Reagan di Gedung Putih dalam melaksanakan transaksi senjata dan bantuan kepada kaum kontra. Lalu tampilnya orang-orang seperti Casey, Pointdexter, Secord, Oliver North di depan Kongres yang melakukan penyelidikan. Semua itu baru berlangsung sehingga masih se- gar dalam ingatan kita yang mengikuti peristiwa tersebut. Direktur CIA Casey tidak sempat ditanyai secara tuntas mengenai peranannya dalam semua itu, karena dia jatuh sakit mengalami pembedahan tumor di otaknya, dan kemudian meninggal dunia. Dia membawa rahasianya ke dalam kubur. Cuma dia pernah mengatakan kepada Bob Woodward, "Tiap orang selalu mengatakan lebih banyak daripada seharusnya." Woodward masih berhasil mengunjungi Casey di rumah sakit, dan dari percakapan terakhir itu dapat ditarik kesimpulan Casey mengakui dia tahu tentang pengalihan dana kepada kaum Contra di Nikaragua. "Mengapa?", tanya Woodward. Casey menjawab, "Saya percaya" (***). H. Rosihan Anwar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus