Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tersebutlah seorang perempuan jelita bernama Adaline Bowman. Dia berambut blonda, bermata biru, bertubuh semampai, dan ada kemungkinan tulangnya terbuat dari magnet karena tampaknya semua lelaki ganteng se-Amerika selalu saja melesat mendekatinya. Ada satu hal yang tak diketahui para lelaki itu. Adaline (Blake Lively) tampak berusia 29 tahun, atau begitulah pengakuannya. Sesungguhnya dia berusia lebih dari 108 tahun.
Sutradara Lee Toland Krieger tampaknya menginginkan keajaiban The Curious Case of Benjamin Button dalam bentuk perempuan. Bedanya, usia Adaline macet pada angka 29 tahun gara-gara sebuah kecelakaan aneh-sang narator menjelaskan dengan pretensi ilmiah-yang menyebabkan tubuh dan fungsi organnya berhenti pada usia itu. Kulit wajahnya tak kenal kerut apalagi kusam atau bercak, suaranya tetap merdu, dan sinar matanya tak kunjung redup. Seluruh fungsi organ tubuhnya tetap mantep seperti anak muda. Asyiklah pokoknya. Yang berubah hanyalah musik, mode, dan lelaki yang mendampinginya.
Lalu apa lagi persoalannya? Bukankah kemudaan abadi adalah fantasi kita semua? Tentu saja, seperti yang dialami para vampir dalam setiap film Hollywood, kemudaan abadi mengandung persoalan tersendiri. Dalam hal Adaline, yang bukan penjelmaan vampir, persoalan itu adalah karena dia harus terus-menerus berlari dan berubah identitas.
Tubuh Adaline yang tak pernah larut senja itu menyebabkan problem menghadapi perangkat hukum: polisi dan FBI, yang selalu saja tak percaya bagaimana seseorang yang berusia begitu tua tampak begitu muda. Akibatnya, Adaline selalu berpindah kota setiap 10 tahun. Putrinya, Flemming (Ellen Burstyn), semakin lama semakin lebih tua daripada ibunya. Situasi ini mereka rahasiakan berdua.
Problem muncul ketika seorang lelaki, Ellis Jones (aktor Game of Thrones, Michiel Huisman), sungguh jatuh hati dan terus-menerus mengejar Adaline hingga akhirnya Adaline menyerah. Persoalannya adalah ketika Ellis memperkenalkan Adaline kepada orang tuanya. Sang ayah (Harrison Ford) merasa pernah bertemu dengan Adaline di sebuah masa... dan drama terus berlanjut.
Film dengan tema yang mempermainkan waktu memang sebuah permainan asyik. Dari permainan mesin waktu macam seri komedi sci-fi Back to the Future, drama Time Traveler's Wife, hingga komedi romantis seperti About Time; dari makhluk yang mampu mengikat waktu di dalam tubuhnya macam vampir seperti seri Twilight Saga hingga drama permainan usia seperti The Curious Case of Benjamin Button.
Dari semua film ini, sehebat apa pun formula dan teknik sinematografi yang digunakan, konsep cerita dan skenario tetap menjadi tiang utama. Sejauh ini, hanya film About Time (Richard Curtis, 2013) dan The Curious Case of Benjamin Button (David Fincher, 2008) yang berhasil menggunakan konsep permainan waktu sekaligus meramunya dalam cerita yang bagus, drama yang menyentuh, sekaligus penuh humor.
Sebaliknya, film The Age of Adaline adalah perpaduan kisah Cinderella dan Benjamin Button yang sejak awal membuat penonton tersendat-sendat karena banyak hal: Blake Lively tak berhasil membuat tokohnya hidup, bernyawa, dan menyenangkan. Di luar kecantikan Adaline yang luar biasa, tak ada yang membuat penonton ingin melekat padanya, seperti, katakanlah bagaimana Harrison Ford dan Ellen Burstyn yang hanya tampil sebagai pendukung itu bisa mengikat kita. Problem kedua, skenario dan jalan cerita memaksakan bahwa setiap jagat memihak pada kemudaan tokoh Adaline, termasuk pada akhir cerita yang sama sekali tidak memperlihatkan reaksi sang lelaki ganteng ketika Adaline membuka rahasianya.
Menceritakan sebuah dongeng, apalagi yang berbau fantasi, selalu ada tekniknya. Segala keajaiban dan keunikan jagat di sekitar tokoh-tokoh fiktif itu sah saja sepanjang penceritaan tersebut bisa meyakinkan penonton (atau pembaca). Di luar penampilan Harrison Ford dan Ellen Burstyn yang layak diapresiasi, The Age of Adaline adalah obat tidur merek terbaru bagi penderita insomnia.
Leila S. Chudori
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo