DINAMIKA REVOLUSI ISLAM IRAN Penulis: M. Riza Sihbudi Penerbit: Pustaka Hidayah, Jakarta, 1989, 210 halaman REVOLUSI mengguncang Iran. Syah Reza Pahlevi terjungkal. Lalu, Ayatullah Khomeini tampil ke pentas. Revolusi Islam Iran yang berhasil menumbangkan kekuasaan Pahlevi, dalam ulasan Riza Sihbudi, merupakan fenomena unik bagi sebuah model yang sama sekali baru dalam percaturan politik internasional abad ini. Rakyat dan para pemuka agama sanggup melahap kekuasaan yang ditopang kekuatan militer paling berpengaruh di Teluk Persia, dan didukung oleh Amerika Serikat. Khomeini, tokoh tua yang kembali dari pengasingan, ternyata begitu cekatan mengemaas mimpi dan hasrat rakyat menjadi gelombang kekuatan mahadahsyat yang menumbangkan tembok kekuasaan Pahlevi. Iran kemudian tampil sebagai Republik Islam pertama yang memadukan lembaga-lembaga politik modern dengan struktur Velayat-e-Faqih (Pemerintahan para Fukaha), yang dinilai merupakan karya spektakuler Khomeini, yang berhasil mentransformasikan konsep politik Islam mazhab Syiah. Ada dua hal lagi yang menurut Riza merupakan sisi menarik revolusi ini. Pertama, Iran mempertahankan diri dari berbagai tantangan yang sangat berat, seperti kristalisasi kekuasaan di dalam negeri yang memunculkan konflik politik sesama pendukung revolusi, sekaligus harus menghadapi Dunia Barat dan sejumlah negara Arab yang mengkhawatirkan meluasnya pengaruh revolusi. Sisi menarik lainnya, proses suksesi kepemimpinan ternyata berjalan lancar, dan hampir tanpa gejolak. Hanya dalam tempo 20 jam sejak Imam Khomeini meninggal, penggantinya telah terpilih. Ini berarti sinyalemen berbagai kalangan bahwa akan terjadi perebutan kekuasaan sepeninggal Khomeini tidak terbukti. Buku ini sarat informasi berharga. Riza mengungkapkan, sebuah kekuasaan boleh dibalut kekuatan setebal apa pun, namun rakyatlah yang memberi jiwa. Tanpa itu, runtuh porak-poranda. Agung Firmansyah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini