WARISAN PARA AWLIYA
Oleh: aridddin alAttar
Penerbit: Pustaka Bandung, 1983, 365 halaman.
KISAH 38 sufi yang ditulis olek Fariduddin al Attar, penyair
Persia yang hidup pada abad XII, menggambarkan orang-orang yang
mabuk kepayang terhadap Tuhan. Dalam keyakinan mereka yang teguh
dan untuk menjaga nama-Nya, apa pun yang mereka lakukan akan
mereka tanggung. Sufi Al-Hallaj, misalnya, tak bergeming sedikit
pun waktu dieksekusi penguasa, sebab begitu yakin dengan
pendiriannya. Lalu cerita beberapa sufi yang menampik
anak-istrinya semata-mata agar cinta murninya terhadap Allah tak
terganggu, diceritakan pula dalam buku ini.
Keterusterangan itulah yang sering melahirkan kisah yang
menarik. Kadang kisah itu seperti cerita anak-anak, kadang mirip
lelucon yang tak masuk akal. Pernah seorang murid Abu Yazid
menungguinya semalaman suntuk, sementara guru itu cuma berdiri
pada jari-jari kakinya sembari khusyuk berdoa. Ada pula kisah
Daud ath-Tha'i yang begitu khusyuk berdoa hingga jatuh ke loteng
tetangga. Ia cuma menggelengkan kepalanya ketika dimintai
penjelasan.
Pujangga besar Pakistan, Iqbal, mencap sikap hidup para sufi
sebagai "antisosial". Meskipun begitu, kisah para sufi selalu
punya makna. Kisah-kisah itu seperti mengingatkan kita pada
masalah yang niscaya selalu melekat pada diri manusia. Siapa
kita, dari mana kita datang, dan ke mana kita hendak pergi.
Kisah-kisah itu tetap menjadi kekuatan spiritual di tengah
perkembangan dunia -- yang entah menuju ke mana.
Bambang Bujono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini