Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Review Film Bonnie: Adegan Aksi dan Drama yang Berpadu dengan Sastra

"Emosional, tegang, dan menghibur," adalah kata yang tepat untuk menggambarkan film Bonnie. Berikut review selengkapnya.

28 Februari 2024 | 14.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sosok perempuan tangguh yang berani bersuara dan tak takut melawan untuk membela pihak yang tertindas, merupakan gambaran singkat film Bonnie. Mengangkat genre drama laga remaja, film perdana karya Tawang Khan Production ini memikat hati para penonton pada penayangan perdananya atau gala premiere yang telah berlangsung di Jakarta pada Senin, 26 Februari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Walau jadi karya debut rumah produksi tersebut, film Bonnie sudah menetapkan standar yang cukup tinggi dan bahkan melampaui ekspektasi penonton yang hadir di bioskop XXI Epicentrum, Kuningann, Jakarta Selatan. Ketika laga yang intens dan drama yang menguras emosi berpadu dengan sastra, seperti apa jadinya? Berikut review film Bonnie selengkapnya.

Review Film Bonnie: Adegan Aksi dan Drama yang Berpadu dengan Sastra

Bonnie sukses menghadirkan warna baru di industri perfilman Indonesia. Sebab, dialognya yang kaya akan sastra jadi ciri khas tersendiri dari film-film drama laga sebelumnya. Dalam beberapa adegan, para pemain berdialog sambil menuturkan karya sastra dari seniman asal Sumba, mendiang Umbu Landu Paranggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satunya adalah puisi berjudul Ibunda Tercinta yang beberapa kali diulang dalam adegan. Khususnya, saat puisi tersebut dibacakan oleh tokoh utama, Bonnie, yang diperankan oleh aktris Livi Ciananta. Rupanya, adegan laga intens serta drama yang menguras emosi dan berpadu dengan unsur sastra tersebut jadi perpaduan yang sempurna. Gebrakan ini mampu mencuri perhatian penonton.

Walau dialog antarpemain terbilang cukup asing di telinga karena kental dengan unsur sastra sebagai latar belakang tokoh Sambara, ayah Bonnie (Ariyo Wahab) yang merupakan seniman, akting mumpuni para pemain membuatnya tampak mulus. Terlebih, kutipan-kutipan kuat yang menggambarkan sosok perempuan tangguh yang berulang kali dilontarkan oleh ibunda Bonnie, Kinan (Nadila Ernesta). Meski begitu, untuk mengimbanginya, penulis dan sutradara masih mempertahankan dialog natural yang kerap dilontarkan oleh generasi muda di masa kini.

Adegan Aksi yang Detail, Menyoroti Kemampuan Bela Diri Para Pemain

Dalam film besutan sutradara Marsha Hermansyah Abidin dan Agus Hermansyah Mawardy ini, adegan aksi disorot dengan detail. Hal ini menunjukkan kemampuan bela diri para pemain yang memang dilatih secara khusus untuk film Bonnie. Sang sutradara laga, Fandy Fight mengaku bahwa workshop atau pelatihan khusus adegan aksi dalam proyek ini berlangsung selama empat bulan. Sedangkan Livi, harus menjalani workshop selama lima bulan untuk mendalami karakternya di film layar lebar perdananya.

Sang sutrada, Agus, mengungkap bahwa untuk menampilkan adegan aksi yang detail ini menggunakan lensa berukuran 85mm dan 100mm. Teknik long shot yang tetap menggunakan dua ukuran lensa tersebut menangkap detail adegan yang bikin penonton ikut merasakan pertarungan tersebut. Bukan hanya dari para tokoh utama, tapi juga jajaran 1.200 orang 

Perpaduan teknik shot kamera dan kemampuan bela diri jajaran pemainnya dibuktikan lewat karya ini yang mampu memukau penonton karena beberapa kali mendapat tepuk tangan yang meriah. Penonton disuguhkan dengan banyaknya adegan laga yang tampak nyata dengan totalitas akting para pemainnya. Selain Livi, Nadila Ernesta juga menyita perhatian karena mampu menghidupkan karakternya dengan akting dan adgan laga yang sangat baik.

Film Bonnie: Penuh Aksi, Emosional, dan Tetap Menghibur

Alur campuran di film Bonnie dengan beberapa kilas balik membangkitkan rasa penasaran dari para penonton. Jenis alur maju mundur tersebut mengajak penonton tenggelam dalam kisah Bonnie dari rangkaian konflik batin maupun eksternal para tokoh yang mencampur kisah kejadian masa kini dan masa lalu secara bergantian. Dalam beberapa adegan, ada transisi yang terasa sedikit berlebihan karena mendistraksi fokus pada adegan. Dapat dipahami, hal tersebut dibuat karena ingin menekankan bahwa alur mengisahkan adegan masa lalu dari para tokoh.

Terakhir, ada beberapa aspek komedi yang diselipkan dalam film ini. Penonton tak hanya tegang dan emosinal berkat banyaknya adegan laga serta dramanya, tapi juga terhibur oleh interaksi lucu para tokoh pendukung. Improvisasi yang memang diperbolehkan oleh sutrara dan produser membuat film ini makin hidup dan mampu mengibur penonton secara keseluruhan. Siap menyaksikan adegan laga yang menguras emosi dalam film Bonnie? Nantikan Bonnie di bioskop Indonesia mulai 29 Februari 2024.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus