Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Karya sastra dari seniman Indonesia, Umbu Landu Paranggi menjadi inspirasi film perdana Tawang Khan Production, Bonnie. Film garapan sutradara Agus H. Mawardy dan Marsha yang akan tayang mulai hari ini menghadirkan unsur sastra yang berpadu dengan adegan laga serta unsur drama.
Alasan Film Bonnie Menampilkan Karya Sastra dari Umbu Landu Paranggi
Dikemas secara apik, karya mendiang sastrawan asal Sumba, Umbu Landu Paranggi itu sukses dikenang dalam film bergenre drama laga remaja ini. Berbicara soal alasan menghadirkan sastra di film ini, jajaran produser mengaku bahwa mereka ingin menghadirkan sesuatu yang baru dengan komposisi drama dan laga yang seimbang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kenapa kami mendesain drama berbalut action dan action berbalut drama karena mungkin kami membuat film ini jujur, dengan hati, dan dibantu juga oleh sastra-sastra dari Umbu Landu Paranggi. Dengan karya beliau, kami terinspirasi untuk membuat film,” kata Wahyudi Beksi, salah satu produser film Bonnie saat ditemui dalam konferensi pers dan penayangan perdana film tersebut di Jakarta Selatan pada Senin, 26 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ya, perpaduan yang apik antara adegan laga, drama, dan sastra dalam karya ini mencuri perhatian penonton serta menghadirkan warna baru dalam industri perfilman Tanah Air. Khususnya, bagi film bergenre aksi atau laga. Hal tersebut tercermin dari dialog antarpemain yang dikutip dari puisi karya Umbu Landu Paranggi.
Jajaran pemain, sutradara, dan produser film Bonnie dalam konferensi pers pada penayangan perdananya di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Intan Setiawanty.
Seperti puisi berjudul 'Ibunda Tercinta' yang hadir dalam beberapa adegan di film Bonnie. Melalui penuturan karya sastra tersebut, makin menggugah emosi penonton dari rangkaian konflik batin yang dialami para tokoh. Terlebih, untuk mempertegas sosok perempuan yang dimuliakan. Rangkaian dialog yang puitis ini pun makin memberikan chemistry yang kuat antara Bonnie (Livi Ciananta) dan ibunya, Kinan yang diperankan oleh aktris Nadila Ernesta.
“Kenapa kami mengambil satu puisi dari Umbu Landu Paranggi yang berjudul Ibunda Tercinta? Karena di balik orang sukses, orang hebat, itu terlahir dari seorang perempuan,” ujar sang sutradara, Agus H. Mawardy.
Apresiasi dari Keluarga Umbu Landu Paranggi untuk Film Bonnie
Pihak keluarga mendiang Umbu Landu Paranggi turut hadir dalam sesi konferensi pers dan gala premiere film Bonnie. Perwakilan keluarga menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif dari sineas yang sudah memperkenalkan sastra Indonesia kepada publik. Meski sudah tiada, karya Umbu terus abadi yang salah satunya hadir dalam film ini.
“Kami dari keluarga Umbu Landu Paranggi merasa bangga ketika sastra diapresiasi dalam film laga,” kata salah seorang keluarga Umbu Landu Paranggi. “Setelah menonton film ini, ternyata sastra menetralkan kehidupan. Ketika ada banyak dinamika dalam kehidupan, sastra hadir untuk menyeimbangkan. Kami sangat berterima kasih.”