THE GODS MUST BE CRAZY
Pemain: Xao, Marius Meyers, Sandra Prinsloo
Skenario & Sutradara: Jamie Uys
FILM semidokumenterkah ini? Kesan semula memang begitu. Terutama
karena adanya informasi panjang tentang sebuah keluarga suku
Bushman di Gurun Kalahari, Afrika.
Tatkala terjadi pemberontakan di istana Presiden, penonton baru
yakin bahwa ini sesungguhnya film cerita, bukan semidokumenter.
Sampailah kemudian adegan kejar-kejaran antara pasukan
pemerintah dan pemberontak Sam Boga.
Sesudah itu adegan menggelikan terjadi silih-berganti. Tak salah
lagi ini film komedi--yang coraknya lain sama sekali.
Mempertemukan kepurbaan yang terlalu sederhana dengan peradaban
modern yang rumit dan berisik, wah, bolehlah. Dan untuk ini
setting Afrika jelas tepat juga tokoh Xi (Xao) dan Andrew Steyn
(Marius Meyers). Xi mewakili Bushman yang purba, Steyn tentu
saja duta dunia modern.
Malang tak dapat ditolak, duta ini kalau berhadapan dengan
wanita serta-merta jadi gugup, salah tingkah, pokoknya parah.
Namun untuk pertamakali ironi dunia modern justru terpancar
dari pribadinya. Sebaliknya Xi yang purba justru mantap,
tenang, malah sedikit pun tidak gugup ketika berserobok dengan
Kate Thompson (Sandra Prinsloo), perempuan kulit putih yang
kebetulan dalam keadaan setengah telanjang. Ajaib juga. Dalam
menyajikan hal-hal yang serba bertentangan secara tak wajar itu,
gagasan sutradara membersit cemerlang.
Bahwa di sini terasa ada beberapa resep lama komedi,
bagaimanapun tidak mempengaruhi. Landrover bobrok milik Steyn
yang remnya blong, misalnya. Diperlihatkan bagaimana mobil itu
(satu kebiasaan dari aman film bisu) bisa maju mundur
seenaknya, bahkan sempat tergantung di pohon. Tapi Jamie Uys
juga memperkaya komedi ini dengan warna lokal. Misalnya ada
badak yang bertabiat suka memadamkan api. Ada sejenis belukar
usil yang menusuk benda apa saja di dekatnya. Ada pula pribumi
Afrika yang menggeleng kalau mengatakan ya. Dan ada Xi yang
terganggu oleh botol Coca Cola, "kiriman dewa".
Ringkas cerita begini. Xi, yang Bushman itu, mengembara ke ujung
dunia hanya untuk membuang botol Coca Cola. Steyn, ahli
mikrobiologi, berkelana ke Afrika untuk sebuah penelitian. Kate
sang wartawati meninggalkan posnya di kota karena bosan, dan
untuk sementara jadi guru anak-anak negro di pedalaman. Dalam
persentuhan dengan dunia beradab, Xi mengalami kejadian tidak
enak ditangkap dan dipenjarakan karena mencuri kambing. Xi tidak
ngerti. Baginya milik pribadi tidak ada.
Khawatir akan nasib Xi, Mpuli, asisten dan penerjemah Steyn,
mendesak pria yang gampang keder ini agar membebaskan Bushman
dengan jaminan mereka berhasil, tapi syaratnya selama masa
hukuman 2-3 bulan Xi harus bekerja pada Steyn. Itulah yang
terjadi. Bushman ini ternyata amat terbuka bagi manusia dan
benda-benda yang semula asing.
Sementara itu rupanya pemberontak Sam Boga dkk mengalami
kesulitan. Tiba-tiba saja mereka muncul di depan sekolah Kate,
dan langsung menyandera cewek cantik itu beserta anak didiknya.
Di bawah todongan senjata mereka dipaksa berjalan kaki ke
perbatasan, hingga pesawat terbang yang dituntut Sam Boga lepas
landas. Karena desakan Kate, Sam Boga akhirnya membolehkan
sandera-sandera kecil itu beristirahat di sebuah lapangan
terbuka.
AH, kebetulan di atas bukit, tidak jauh dari situ, Steyn sedang
mengadakan penelitian bersama Mpudi dan Xi. Adalah Xi yang
pertama kali melihat rombongan itu. Dia pula yang ditugasi Steyn
menyamar, sekaligus melumpuhkan pemberontak ini, dengan panah
bius. Tapi dua pemberontak yang main kartu lolos karena tidak
kelihatan. Tembak-menembak terjadi. Steyn terjun ke kancah
peluru--demi Kate. Dialah pahlawan. Namun tepat pada saat yang
genting, ack Hind, seorang pemandu wisata yang gagah, muncul.
Dan langsung membawa Kate.
Kisah belum selesai. Ahli mikrobiologi penggugup itu mencoba
sekali lagi merebut hati si cewek. Sudah bisa diduga sebelumnya,
dialog yang dipersiapkan akhirnya berantakan. Seluruh benda di
sekitarnya ikut berantakan. Tak kenal ampun sutradara bahkan
membiarkan muka Steyn tercelup ke dalam tepung. Kocak sekali.
Kegugupan telah menghancurkan segala niat baik, dengan amat
mudahnya. Kate terpingkal-pingkal. Wanita ini jugalah yang
akhirnya menyelamatkan Steyn, dengan sebuah ciuman cinta. Adegan
ini sebenarnya biasa, namun cukup menyentuh karena didahului
kelucuan yang frekuensinya semakin meningkat. Saraf penonton
terkocok, lalu mengendur. Di sini Uys berhasil merancang
ledakan tawa kemudian meredakannya secara lembut dan sopan.
Film ini bukan komedi yang biasa-biasa. Dia bertolak dari sebuah
pemikiran tentang peradaban, yang dalam banyak hal telah
mempermudah hidup manusia tapi yang sekaligus merampas
kemerdekaannya. Sedang Bushman yang hampir "tanpa peradaban"
justru hidup serasi denran kodrat dan alam.
Ada sinisme ringan, yang tanpa kepahitan. Peradaban modern
merupakan dilemma bagi manusia, mungkin itulah yang ingin
dipesankan Uys kepada kita.
Isma Sawitri
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini