Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Tawa rimba & coca cola

Sutradara: jannie uys pemain: xao, marius meyers, sandra prinsloo resensi oleh: isma sawitri. (fl)

30 Oktober 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

THE GODS MUST BE CRAZY Pemain: Xao, Marius Meyers, Sandra Prinsloo Skenario & Sutradara: Jamie Uys FILM semidokumenterkah ini? Kesan semula memang begitu. Terutama karena adanya informasi panjang tentang sebuah keluarga suku Bushman di Gurun Kalahari, Afrika. Tatkala terjadi pemberontakan di istana Presiden, penonton baru yakin bahwa ini sesungguhnya film cerita, bukan semidokumenter. Sampailah kemudian adegan kejar-kejaran antara pasukan pemerintah dan pemberontak Sam Boga. Sesudah itu adegan menggelikan terjadi silih-berganti. Tak salah lagi ini film komedi--yang coraknya lain sama sekali. Mempertemukan kepurbaan yang terlalu sederhana dengan peradaban modern yang rumit dan berisik, wah, bolehlah. Dan untuk ini setting Afrika jelas tepat juga tokoh Xi (Xao) dan Andrew Steyn (Marius Meyers). Xi mewakili Bushman yang purba, Steyn tentu saja duta dunia modern. Malang tak dapat ditolak, duta ini kalau berhadapan dengan wanita serta-merta jadi gugup, salah tingkah, pokoknya parah. Namun untuk pertamakali ironi dunia modern justru terpancar dari pribadinya. Sebaliknya Xi yang purba justru mantap, tenang, malah sedikit pun tidak gugup ketika berserobok dengan Kate Thompson (Sandra Prinsloo), perempuan kulit putih yang kebetulan dalam keadaan setengah telanjang. Ajaib juga. Dalam menyajikan hal-hal yang serba bertentangan secara tak wajar itu, gagasan sutradara membersit cemerlang. Bahwa di sini terasa ada beberapa resep lama komedi, bagaimanapun tidak mempengaruhi. Landrover bobrok milik Steyn yang remnya blong, misalnya. Diperlihatkan bagaimana mobil itu (satu kebiasaan dari aman film bisu) bisa maju mundur seenaknya, bahkan sempat tergantung di pohon. Tapi Jamie Uys juga memperkaya komedi ini dengan warna lokal. Misalnya ada badak yang bertabiat suka memadamkan api. Ada sejenis belukar usil yang menusuk benda apa saja di dekatnya. Ada pula pribumi Afrika yang menggeleng kalau mengatakan ya. Dan ada Xi yang terganggu oleh botol Coca Cola, "kiriman dewa". Ringkas cerita begini. Xi, yang Bushman itu, mengembara ke ujung dunia hanya untuk membuang botol Coca Cola. Steyn, ahli mikrobiologi, berkelana ke Afrika untuk sebuah penelitian. Kate sang wartawati meninggalkan posnya di kota karena bosan, dan untuk sementara jadi guru anak-anak negro di pedalaman. Dalam persentuhan dengan dunia beradab, Xi mengalami kejadian tidak enak ditangkap dan dipenjarakan karena mencuri kambing. Xi tidak ngerti. Baginya milik pribadi tidak ada. Khawatir akan nasib Xi, Mpuli, asisten dan penerjemah Steyn, mendesak pria yang gampang keder ini agar membebaskan Bushman dengan jaminan mereka berhasil, tapi syaratnya selama masa hukuman 2-3 bulan Xi harus bekerja pada Steyn. Itulah yang terjadi. Bushman ini ternyata amat terbuka bagi manusia dan benda-benda yang semula asing. Sementara itu rupanya pemberontak Sam Boga dkk mengalami kesulitan. Tiba-tiba saja mereka muncul di depan sekolah Kate, dan langsung menyandera cewek cantik itu beserta anak didiknya. Di bawah todongan senjata mereka dipaksa berjalan kaki ke perbatasan, hingga pesawat terbang yang dituntut Sam Boga lepas landas. Karena desakan Kate, Sam Boga akhirnya membolehkan sandera-sandera kecil itu beristirahat di sebuah lapangan terbuka. AH, kebetulan di atas bukit, tidak jauh dari situ, Steyn sedang mengadakan penelitian bersama Mpudi dan Xi. Adalah Xi yang pertama kali melihat rombongan itu. Dia pula yang ditugasi Steyn menyamar, sekaligus melumpuhkan pemberontak ini, dengan panah bius. Tapi dua pemberontak yang main kartu lolos karena tidak kelihatan. Tembak-menembak terjadi. Steyn terjun ke kancah peluru--demi Kate. Dialah pahlawan. Namun tepat pada saat yang genting, ack Hind, seorang pemandu wisata yang gagah, muncul. Dan langsung membawa Kate. Kisah belum selesai. Ahli mikrobiologi penggugup itu mencoba sekali lagi merebut hati si cewek. Sudah bisa diduga sebelumnya, dialog yang dipersiapkan akhirnya berantakan. Seluruh benda di sekitarnya ikut berantakan. Tak kenal ampun sutradara bahkan membiarkan muka Steyn tercelup ke dalam tepung. Kocak sekali. Kegugupan telah menghancurkan segala niat baik, dengan amat mudahnya. Kate terpingkal-pingkal. Wanita ini jugalah yang akhirnya menyelamatkan Steyn, dengan sebuah ciuman cinta. Adegan ini sebenarnya biasa, namun cukup menyentuh karena didahului kelucuan yang frekuensinya semakin meningkat. Saraf penonton terkocok, lalu mengendur. Di sini Uys berhasil merancang ledakan tawa kemudian meredakannya secara lembut dan sopan. Film ini bukan komedi yang biasa-biasa. Dia bertolak dari sebuah pemikiran tentang peradaban, yang dalam banyak hal telah mempermudah hidup manusia tapi yang sekaligus merampas kemerdekaannya. Sedang Bushman yang hampir "tanpa peradaban" justru hidup serasi denran kodrat dan alam. Ada sinisme ringan, yang tanpa kepahitan. Peradaban modern merupakan dilemma bagi manusia, mungkin itulah yang ingin dipesankan Uys kepada kita. Isma Sawitri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus