Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Tim Baru Superman-Batman-Flash

Justice League menyuguhkan kolaborasi lima superhero DC Comics dengan plot yang klise.

19 November 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUPERMAN sudah mati. Tak lama kemudian, monster Steppenwolf datang mencari tiga kotak sakti yang tercerai-berai. Ini adalah kabar buruk bagi manusia. Sebab, Steppenwolf ingin menyatukan tiga kotak tersebut sehingga menghasilkan kekuatan besar untuk menghancurkan bumi dan mengubahnya menjadi tanah yang tandus plus gersang seperti tempat asal monster itu.

Beruntung masih ada superhero lain. Batman (diperankan Ben Affleck) membentuk tim bersama Wonder Woman (Gal Gadot), Aquaman (Jason Momoa), The Flash (Ezra Miller), dan Cyborg (Ray Fisher) untuk mencegah niat Steppenwolf (Ciaran Hinds). Tapi tim itu belum cukup kuat. Mereka butuh bantuan Superman (Henry Cavill), yang kemudian dibangkitkan dari kubur. Inilah Justice League, kisah kolaborasi lima superhero melawan Steppenwolf dan ratusan ribu anggota pasukan serangga.

Tayang perdana di Beijing, Cina, pada 26 Oktober lalu, film ini tentu sangat dinanti para pencinta komik superhero keluaran DC Comics, Amerika Serikat, terutama komik Justice League karya Gardner Fox. Sebab, ini pertama kalinya komik itu tampil di layar lebar dalam bentuk manusia nyata, bukan animasi. Sebelumnya, Justice League- dengan komposisi superhero yang berubah-ubah- lebih sering ditampilkan sebagai film atau serial televisi animasi.

Bagi DC Comics, film ini sudah pasti menjadi bentuk persaingan (mungkin juga gengsi) dengan Marvel Comics, yang sebelumnya telah berhasil mengangkat komik kolaborasi superhero mereka, Avengers, ke layar lebar. Soal inilah barangkali yang membuat Justice League digarap dengan sangat serius. Bayangkan saja, ongkos produksinya diperkirakan mencapai US$ 300 juta, sehingga membuatnya masuk jajaran film dengan biaya termahal.

Bukti keseriusan itu memang tak bisa dimungkiri. Justice League menyuguhkan sinematografi yang berkelas. Sejumlah adegan film ditampilkan dengan efek komputer yang sempurna. Pertempuran antara pasukan Amazon dan Steppenwolf (bersama ribuan anggota pasukan serangga), misalnya, tersaji begitu seru dan menegangkan. Dalam adegan tersebut, pertarungan memperebutkan satu kotak sakti yang disimpan kaum Amazon terasa sangat hidup meski sejak awal kita sudah sadar bahwa setnya merupakan hasil rekayasa digital.

Justice League juga dengan sangat baik menyisipkan lelucon dalam sejumlah dialog antar-superhero. Lelucon itu mewarnai film sekaligus memberi kesan memanusiakan manusia super: bahwa ternyata mereka suka bercanda, tidak melulu serius. Adalah Ezra Miller yang menyempurnakan adegan lelucon ini. Dia dengan baik memerankan The Flash yang jenaka dan terlampau lugu. Penampilan Ezra dalam film ini memang memukau, selain Gal Gadot tentunya, yang sudah memukau sejak film Wonder Woman.

Yang jadi persoalan adalah plot film ini yang klise dan kurang improvisasi. Kita tahu ending film ini adalah kemenangan para superhero. Ujungnya, dunia terselamatkan. Tapi alur ceritanya cenderung begitu-begitu saja. Dimulai dengan kemunculan musuh besar, superhero bersatu, lalu mereka menang sehingga dunia terhindar dari kehancuran. Alur semacam ini ibarat "napas" di hampir semua film superhero. Entah karena kurang kreativitas entah mungkin sengaja dibuat demikian dengan pertimbangan selera pasar.

Dalam plot ini, penulis cerita dan skenario (Chris Terrio, Joss Whedon, dan Zack Snyder) agaknya gagal membawa Justice League menjadi film kolaborasi superhero yang berbeda dengan film bikinan Marvel. Ia tetaplah film superhero yang klise. Harapan kita, ini hilang dalam sekuel Justice League yang akan dirilis dua tahun lagi.

Prihandoko


JUSTICE LEAGUE
Sutradara: Zack Snyder | Produser: Charles Roven, Deborah Snyder, Jon Berg, Geoff Johns | Cerita dan Skenario: Chris Terrio, Joss Whedon, Zack Snyder (Berdasarkan komik fiksi Justice League karya Gardner Fox) | Produksi: DC Films, RatPac Entertainment, Atlas Entertainment, Cruel and Unusual Films (Didistribusikan Warner Bros Pictures) | Pemain: Ben Affleck, Henry Cavill, Gal Gadot, Ezra Miller, Jason Momoa, Ray Fisher, Ciaran Hinds, Amy Adams

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus