Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

5.159 Sapi dan Kerbau Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku di Aceh

Dinas Peternakan Aceh mencatat sebanyak 5.159 ekor hewan ternak jenis sapi dan kerbau sudah terinfeksi wabah penyakit mulut dan kuku.

17 Mei 2022 | 20.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Solo memeriksa kesehatan kambing saat sidak di Pasar Hewan Semanggi, Solo, Jawa Tengah, Senin, 16 Mei 2022. Kegiatan tersebut sebagai antisipasi merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak, selain juga edukasi perawatan kambing bagi peternak dan pedagang setempat. ANTARA/Maulana Surya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Peternakan Aceh mencatat sebanyak 5.159 ekor hewan ternak jenis sapi dan kerbau sudah terinfeksi wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Aceh.

"Sejauh ini sudah 5.159 yang terinfeksi PMK, dan 16,7 persen diantaranya sudah sembuh," kata Kepala Dinas Peternakan Aceh Rahmandi, di Banda Aceh, Selasa, 17 Mei 2022.

Rahmandi menyebutkan jumlah 5.159 tersebut terbagi dari status tertular telah dinyatakan wabah PMK sebanyak 3.488 ekor di Kabupaten Aceh Tamiang.

Kemudian, ternak yang masih suspect sebanyak 1.671 ekor tersebar di Langsa, Aceh Timur, Bireuen, Aceh Besar, Aceh Utara, Pidie Jaya, Lhokseumawe, dan Pidie.

"Tertinggi di Aceh Tamiang 3.488 ekor, diantaranya 567 sembuh atau 16,3 persen, potong paksa dua ekor dan mati sebanyak 13 ekor," ujarnya.

Secara keseluruhan, lanjut Rahmandi, jumlah ternak yang mati akibat wabah ini mencapai 21 ekor, dari Aceh Tamiang 13, Kota Langsa dua, dan enam dari Aceh Timur.

"Kemudian, ada empat ekor yang dipotong paksa, dan terakhir sebanyak 861 ekor sudah dinyatakan sembuh," kata dia.

Dia menuturkan dalam rangka mengantisipasi penyebaran wabah ini pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada peternak. Lalu, juga diimbau jangan panik sehingga menjual ternaknya dengan harga murah.

Ia menambahkan masyarakat harus selalu berkoordinasi dengan petugas teknis sampai ternaknya sembuh dan dilakukan sterilisasi kandang secara terus menerus untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit ini.

"Jangan panik, karena angka kematian rendah dan dapat disembuhkan dengan pemberian anti biotik dan vitamin," kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus