Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

5 Hal tentang Kebahagiaan, Apakah Selalu tentang Pencapaian Bekerja?

Arrival fallacy sebutan untuk menggambarkan tujuan yang tercapai setelah bekerja keras tanpa kebahagiaan

29 September 2022 | 16.12 WIB

Ilustrasi bekerja. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi bekerja. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Arrival fallacy sebutan dalam Bahasa Inggris untuk menggambarkan tujuan yang tercapai setelah bekerja keras tak ada rasa bahagia. Misalnya, menganggap kebahagiaan sesungguhnya ketika mencapai tujuan tertentu saja. Mengutip Verywell Mind, arrival fallacy berasal dari gagasan yang tertanam sedari masih kanak-kanak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Penulis di bidang psikologi positif Tal Ben-Shahar dalam bukunya Happier, arrival fallacy umumnya hanya memiliki pemikiran ke depan. Pola pikir semata hanya mencapai tujuan kebahagiaan. Mengalami arrival fallacy cukup umum. Mungkin sulit mengatasi ketika diri tertekan atau stres setelah mencapai tujuan yang telah lama dinanti.

Tentang kebahagiaan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

1. Mencatat hal yang membuat bahagia 

Laporan penelitian Harvard, Here's Some Advice from The Longest-running Study on Happiness menghimpun pandangan generasi selama 75 tahun tentang hal yang membuat orang bahagia. Pertama, orang yang paling bahagia mampu melepaskan semua gangguan kecil dan ketaknyamanan hidup.

Kedua, memiliki hubungan yang hangat dengan orang lain membawa lebih banyak kebahagiaan. Melepaskan orang-orang yang membawa hal negatif ke dalam hidup juga penting untuk kebahagiaan.

2. Berusaha hadir

Ketika berfokus untuk mencapai kebahagiaan berdasarkan pencapaian tujuan. Itu berarti juga hidup pada masa depan daripada saat ini. Banyak penelitian telah menemukan, jika ingin benar-benar bahagia belajar hidup di saat ini.

3. Bersyukur

Bersyukur cara lain untuk berfokus saat ini. Itu juga cara bagus untuk berkonsentrasi terhadap hal yang membuat bahagia dan menjadikan prioritas dalam hidup. Faktanya, orang yang bersyukur cenderung tidak mengalami stres dan depresi. Rasa syukur setiap hari seperti cara memegang tangan anak saat mengantar ke sekolah. Mencatat rasa syukur juga ada baiknya untuk diri.

4. Fokus proses

Ketika bertujuan untuk mencapai hal tertentu. Biasanya terlalu fokus tujuan itu untuk kebahagiaan. Tapi, berfokus proses dibandingkan dengan tujuannya mungkin menjadi kunci kebahagiaan.

Merujuk publikasi dalam Harvard Business Review, ihwal pekerjaan, kemenangan kecil membawa kebahagiaan lebih dari apa pun kepada orang lain. Ketika seorang karyawan merasa seolah-olah telah mencapai sesuatu setiap hari, bahkan jika itu tak berfokus pencapaian tujuan cenderung merasa termotivasi dan puas.

5. Komitmen

Mengutip Psych Central, menetapkan tujuan yang berani, seperti menulis buku atau membuka usaha bisa menjadi reaksi perubahan. Tapi, itu saja tak cukup, karena perlu berkomitmen proses pengambilan tindakan secara konsisten.

Mulai dengan pertanyaan, “Apa yang saya lakukan setiap hari akan menjamin hasil dan membuat maju?”. Pertanyaan itu untuk merancang kebiasaan. Jika seorang calon penulis, buat jadwal rutin menulis tiap pekan. Jika seorang pengusaha, buat prosedur kerja standar untuk merampingkan usaha. Tindakan apa pun perlu dipertahankan.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus