Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

5 Kesalahan Utama Milenial dalam Mengelola Keuangan Pribadi, Apa Saja?

Ada lima kesalahan utama milenial dalam mengelola keuangan, akibatnya mereka sulit sekali menabung.

15 Oktober 2020 | 05.29 WIB

Ilustrasi investasi. pixabay
Perbesar
Ilustrasi investasi. pixabay

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Konsultan keuangan Prita Hapsari Ghozie menjabarkan lima kesalahan pengelolaan keuangan yang kerap dilakukan oleh para milenial. "Inilah yang menyebabkan milenial susah sekali menabung," ujar dia dalam sebuah webinar, Rabu, 14 Oktober 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Kesalahan pertama, kata dia, adalah para milenial biasanya rela berutang untuk mendapat hal-hal yang sebenarnya tidak esensial. Padahal, mereka bisa saja menabung terlebih dahulu sebelum membeli barang yang diinginkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Jadi misalnya ingin ganti handphone atau ingin beli segala macam. Itu kalau dia nabung dulu sebenarnya bisa. Tapi dia memilih berutang," ujar Prita.

Kesalahan kedua adalah para milenial tidak menyisihkan dana darurat. menurut Prita, mereka kerap merasa tidak perlu mengumpulkan dana darurat dan memilih membelanjakan uangnya untuk liburan.

"Misalnya prinsipnya masalah hidup gue adalah mau liburan ke mana, sampai tiba-tiba pandemi datang dan akhirnya kita menyadari bahwa mereka yang bisa nafas sedikit adalah yang memiliki dana darurat," kata Prita.

Kesalahan ketiga adalah menunda investasi. Pola pikir milenial yang mudah membelanjakan duitnya, menurut Prita, membuat mereka sering menunda investasi. Persoalan ini juga kerap melanda mereka yang baru bekerja.

"Karena dia berpikir baru bekerja dan tidak perlu memikirkan dulu investasi. Apalagi ini pertama kali tidak bergantung kepada uang orang tua," tuturnya.

Kesalahan keempat adalah bergantung kepada kerja sampingan. Prita mengatakan banyak milenial yang merasa bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengambil pekerjaan sampingan ketimbang investasi.

Persoalan yang bisa timbul, kata dia, adalah ketika kesibukan bertambah akhirnya semua pekerjaan menjadi berantakan dan tidak tertangani dengan baik. tak jarang, hal tersebut juga bisa membuat milenial mengorbankan waktu untuk diri sendiri alias me time. "Iya sih uangnya bertambah tapi karena pekerjaannya overload, akhirnya sakit dan uangnya terpakai lagi," kata Prita.

Selain empat kesalahan utama itu, Ia juga menyebut para milenial sering mengulang kesalahan yang sama. Misalnya saat mencoba berinvestasi saham, baru mendapat untung sedikit sudah beralih ke trading.

"Selain itu, mau apa-apa inginnya mencicil, lalu menaruh apa pun hanya di satu rekening enggak dipisah, sehingga berantakan. Lalu jajan yang tebal-tebal tapi menabungnya tipis-tipis. Lalu paling senang mendengar kata teman," kata Prita.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus