Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menginginkan proses perizinan dagang, baik ekspor maupun impor, dapat diintegrasikan dalam satu sistem. Oleh karena itu, Airlangga ingin memaksimalkan peran dari Indonesia national single window atau INSW sebagai sistem yang terintegrasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Supaya dengan satu input bisa menjangkau seluruh (sistem) kementerian dan lembaga. Terutama ini terkait dengan kegiatan impor maupun ekspor, maupun dari segi perizinan,” ucapnya di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis, 12 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perizinan dan data yang utamanya ingin diintegrasikan, kata Airlangga, adalah bea cukai. Selain itu, INSW juga diharapkan dapat mengintegrasikan perizinan dan data dari Badan Karantina Indonesia (Barantin). “Badan karantina ini telah mempercepat proses, yang sebelumnya ada ketidakpastian. Tetapi sudah (sekarang) Barantin ini menjadi badan tersendiri dan berintegrasi dengan INSW,” kata Airlangga.
Airlangga mengatakan, nantinya INSW juga akan mengintegrasikan perizinan halal. Saat ini, pengurusan perizinan jaminan produk halal menjadi tupoksi dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal atau BPJPH. “Kemudian juga integrasi dari sistem halal kepada INSW di mana diperlukan secara teknis itu data center di BPJPH,” ujar mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut.
Airlangga berharap, dengan terintegrasinya sistem perizinan dari beberapa kementerian maupun lembaga dalam satu sistem digital pada akhirnya dapat mempercepat proses ekspor maupun impor. Efisiensi waktu dalam ekspor dan impor lewat integrasi perizinan dalam INSW, klaim Airlangga, dapat meningkatkan produktivitas dagang.
Selain efisiensi waktu, pencarian data, serta perizinan yang terintegrasi dalam INSW juga dapat menghemat biaya. Menurut Airlangga, memaksimalkan penggunaan INSW nantinya dapat mengurangi biaya logistik yang selama ini membengkak. Airlangga menargetkan biaya logistik dapat turun ke level 8 persen. “Kemarin biaya logistik, transportation cost, sebelumnya di atas 15 persen. Nah ini kami tekan untuk masuk ke single digit. Sekarang masih sekitar di 11 persen,” katanya.