Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Alasan Prabowo Ubah Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis

Perubahan nama dari makan siang gratis tersebut bertujuan untuk memberikan makna yang lebih dalam pada program tersebut.

30 Mei 2024 | 15.13 WIB

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berkunjung ke sekolah Beijing No. 2 Middle School, di Dongcheng District, Beijing, Cina, Selasa, 2 April 2024. Presiden terpilih 2024-2029 itu meninjau penerapan program makan siang gratis untuk siswa di Negeri Tirai Bambu. Foto: Humas Prabowo
Perbesar
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berkunjung ke sekolah Beijing No. 2 Middle School, di Dongcheng District, Beijing, Cina, Selasa, 2 April 2024. Presiden terpilih 2024-2029 itu meninjau penerapan program makan siang gratis untuk siswa di Negeri Tirai Bambu. Foto: Humas Prabowo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih, Prabowo Subianto, telah mengganti nama program makan siang gratis menjadi program makan bergizi gratis. Apa yang mendasari perubahan istilah ini?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Menurut juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, perubahan nama tersebut bertujuan untuk memberikan makna yang lebih dalam pada program tersebut. Di samping itu, ia menuturkan Prabowo ingin menyampaikan pesan yang lebih kuat untuk publik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Jadi tentu yang ingin disediakan Pak Prabowo itu bukan hanya sekadar ‘makan’, namun makan yang bergizi dan gratis,” kata Dahnil dalam pesan video yang diterima Tempo, Sabtu, 25 Mei 2024.

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Hamdan Hamedan, menjelaskan bahwa perubahan istilah dari makan siang gratis menjadi makan bergizi gratis, seperti yang diungkapkan oleh Prabowo Subianto. Prabowo menyatakan bahwa makanan terkadang perlu diberikan di pagi hari, misalnya, untuk anak-anak sekolah dasar dan balita, dan tidak harus selalu pada siang hari. Oleh karena itu, istilah makan bergizi gratis dianggap lebih tepat.

“(Alasan diubah menjadi makan bergizi gratis) Seperti penjelasan Pak Prabowo,” kata Hamdan.

Erick Thohir: Sejalan dengan rencana sepak bola Indonesia tahun 2045

Dilansir dari antaranews.com, pergantian nama program unggulan Prabowo-Gibran mendapat tanggapan dari berbagai pihak dan menjadi topik hangat perbincangan. Salah satu yang menyambut baik adalah Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, yang antusias dengan program makan bergizi gratis untuk anak-anak Indonesia.


"Saya senang karena sebagai ketua umum PSSI dengan program makan bergizi gratis untuk anak-anak Indonesia. Apalagi sejalan dengan rencana sepak bola Indonesia tahun 2045, dimana kita bertekad timnas Indonesia mampu bersaing di level dunia," ujar Erick Thohur dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis.

Erick juga menambahkan bahwa kemajuan sepak bola Indonesia memerlukan anak-anak yang tumbuh dengan postur tubuh yang baik dan otak yang sehat, yang dapat dicapai melalui asupan gizi yang optimal sejak dini.

"Makanan bergizi ini penting karena dengan adanya ini kita akan mampu menghasilkan pemain yang bergizi baik dan berpengaruh pada performa permainan yang bagus dan kompetitif," tambah Erick.

Staf ahli Kemendikbud: Sulit gunakan anggaran pendidikan

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Manajemen Talenta di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Tatang Muttaqin, menyatakan bahwa program makan bergizi gratis akan sulit direalisasikan jika dananya diambil dari anggaran pendidikan. Hal ini disebabkan oleh sifat anggaran pendidikan yang terkunci.

Sebagai contoh, anggaran untuk Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah saat ini dialokasikan untuk sekitar 1 juta mahasiswa dengan total Rp14 triliun. Anggaran tersebut tidak mudah dialihkan ke program lain karena KIP Kuliah diberikan selama empat tahun.

Hal serupa juga berlaku untuk anggaran tunjangan guru, dosen, dan guru besar, yang tidak mudah untuk dipindahkan. Oleh karena itu, Tatang menekankan perlunya diskusi lebih mendalam antara Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan dan kementerian atau lembaga terkait mengenai program makan bergizi. 

"Perlu dilihat secara utuh berapa fiskal total sehingga proporsi 20 persen dari APBN untuk pendidikan itu berapa besarnya," kata Tatan.


SUKMA KANTHI NURANI | NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI | EKA YUDHA SAPUTRA | HENDRIK YAPUTRA | ANTARA
Pilihan editor: Makan Gratis Prabowo-Gibran

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus