Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Anindya Bakrie Yakin Perang Dagang AS-Cina Bisa Buka Peluang bagi Indonesia

Di tengah perlambatan ekonomi dunia, Anindya Bakrie yakin Indonesia bersama India bisa menjadi sumber pertumbuhan baru.

9 Februari 2025 | 09.33 WIB

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia versi Musyawarah Nasional Luar Biasa Anindya Novyan Bakrie tiba di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat siang, 6 Desember 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Perbesar
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia versi Musyawarah Nasional Luar Biasa Anindya Novyan Bakrie tiba di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat siang, 6 Desember 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie mengatakan perang dagang (trade war) antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina dan negara-negara lain bisa mendatangkan peluang bagi perekonomian Indonesia. Dia mengatakan Indonesia bisa meningkatkan ekspor sejumlah komoditas ke AS yang selama ini dipasok Cina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Amerika itu kan butuh mineral kritis dari kita, itu bisa menjadi pintu masuknya,” kata Anindya usai menjadi pembicara utama pada Mayapada Group Executive Gathering 2025 di Mayapada Tower 2 Jakarta, Selasa lalu dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu, 8 Februari 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut dia, Indonesia dan AS saat ini belum memiliki perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA). Namun, peluang perjanjian itu akan terjadi ke depan. “Tapi hal itu bisa menjadi suatu kemungkinan karena Presiden Donald Trump kan menghargai bilateral trade,” ujar dia.

Karena itu, kata dia, Indonesia bisa mengambil aneka peluang tersebut di tengah perang dagang Cina dengan AS. Perang dagang berpotensi menekan perekonomian kedua negara tersebut.

Di sisi lain, Anindya menambahkan, di tengah perlambatan ekonomi dunia, Indonesia bersama India bisa menjadi sumber pertumbuhan baru.  “Waktu di Davos dikatakan bahwa mereka (Direktur World Economic Forum) mencari growth story baru,” kata Anindya. Kesempatan ini merujuk pada peluang Indonesia dan India menjadi negara Asia dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Bank Dunia memperkirakan ekonomi Cina tumbuh mencapai 4,5 persen pada 2025. Sedangkan ekonomi AS masih tumbuh di kisaran 2,3 persen hingga akhir 2024 atau  masih di bawah rata-rata dunia sekitar 3 persen.

Menurut Anindya, Indonesia dan India cenderung stabil mencetak pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen. “Jadi, mereka (WEF) berpikir, ini bisa menjadi penopang pertumbuhan di dunia. Tetapi tentu kita mempunyai target sendiri, bukan hanya tumbuh, tapi tumbuh dengan inklusivitas,” katanya.

Adil Al Hasan

Adil Al Hasan

Bergabung dengan Tempo sejak 2023 dan sehari-hari meliput isu ekonomi. Fellow beberapa program termasuk Jurnalisme Data AJI Indonesia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus