Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Subang Smartpolitan segera dibuka pada kuartal pertama 2023.
Subang Smartpolitan memiliki akses jalan tol menuju Pelabuhan Patimban.
Surya Semesta Internusa mendapat dukungan pendanaan dari anak usaha Bank Dunia.
JAKARTA - PT Suryacipta Swadaya akan membuka tahap pertama kawasan industri Subang Smartpolitan di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Vice President Sales and Marketing Suryacipta Swadaya, Abednego Purnomo, mengatakan kawasan yang sudah dikembangkan sejak akhir 2020 itu mulai ditempati penyewa (tenant) pada kuartal pertama tahun depan. “Setelah menyelesaikan fasilitas masing-masing tenant, bisa mulai beroperasi pada kuartal 1 2024,” katanya kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Subang Smartpolitan memiliki luas 2.717 hektare di Jawa Barat. Ini merupakan proyek area industri terintegrasi kedua yang dikelola Suryacipta Swadaya, anak usaha PT Surya Semesta Internusa Tbk, setelah Suryacipta City of Industry seluas 1.400 hektare di Karawang. Subang Smartpolitan, yang memiliki akses jalan tol menuju Pelabuhan Patimban, masuk dalam pengembangan kawasan metropolitan Cirebon-Patimban-Kertajati (Rebana) yang dirancang pemerintah Jawa Barat. Kawasan Rebana akan menciptakan 4,3 juta lapangan kerja baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari seluruh kawasan Subang Smartpolitan, area seluas 1.069 hektare menjadi penyangga kegiatan industri. Sedangkan sisanya untuk kegiatan komersial, hunian, ruang hijau, serta fasilitas publik. Ada pula 766 hektare yang disiapkan sebagai lahan potensial untuk proyek masa depan. Di fase pertama, Suryacipta Swadaya akan membuka 440 hektare yang aksesnya berada di sebelah selatan jalan tol Cikopo-Palimanan.
Abednego optimistis bisa menggaet calon penyewa dengan cepat. Menurut dia, banyak pelaku industri yang berniat masuk ke Subang Smartpolitan, tapi tertunda karena pembatasan mobilitas selama masa pandemi, persisnya sejak awal 2020. “Seperti air yang tertahan di ujung keran, saat dibuka kembali, langsung deras,” kata dia. “Tim sales kami bisa membawa rata-rata dua investor per pekan untuk berkunjung ke lokasi.”
Maket Subang Smartpolitan. Dok. SSIA
Tim Suryacipta Swadaya pun melobi perusahaan penghuni Suryacipta City agar mau berekspansi ke lahan Subang Smartpolitan. Apalagi, kata Abednego, saat ini hanya 80 hektare lahan kosong yang tersisa di area Suryacipta City Karawang dan diprediksi penuh pada tahun depan. “Kami juga mengejar investasi asing,” ujar dia.
Abednego mengklaim teknologi kota pintar di Subang Smartpolitan menjadi daya tawar menarik untuk calon pengguna kawasan industri. Salah satu layanan yang diandalkan adalah water treatment plant (WTP) serta instalasi pengolah limbah atau waste water treatment plant (WWTP) yang serba otomatis.
Vice President of Investor Relations and Corporate Communications Surya Semesta Internusa, Erlin Budiman, mengatakan sudah menganggarkan belanja modal Rp 500 miliar untuk pengembangan Subang Smartpolitan tahun ini. “Fokus dananya ke akuisisi dan pengembangan lahan,” ujar dia.
Erlin mengatakan investasi pengembangan proyek kota pintar di Subang itu disokong oleh kredit US$ 100 juta dari International Finance Corporation (IFC), entitas di bawah Bank Dunia. “Sudah ada US$ 85 juta yang kami tarik, jadi keuangan cukup aman.”
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat, Sumasna, mengatakan sedang membahas pengembangan politeknik di dalam area Subang Smartpolitan. “Dorongan kami berbentuk kebijakan, misalnya rekomendasi pengajuan agar area itu menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK),” ujar dia.
Adapun Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia, Sanny Iskandar, mengatakan Jawa Barat masih menjadi salah satu area yang paling menarik bagi investor. Sebab, infrastruktur penunjang di wilayah itu paling siap. Namun Sanny mengatakan ketertarikan investor naik-turun karena berbagai alasan. “Meski pandemi reda pun, masih ada faktor ketegangan politik dan hal lain yang bisa mempengaruhi minat investor,” ucap dia.
YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo