Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bahlil Cerita Investasi Pabrik Pipa Belanda Rp 1,9 Triliun Nyaris Berlabuh ke Vietnam

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menceritakan apa yang terjadi di balik realisasi investasi perusahaan pipa Belanda di Indonesia.

4 Oktober 2022 | 06.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (tiga kiri) di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu, 8 Juni 2022. ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat kepresidenan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menceritakan apa yang terjadi di balik realisasi investasi perusahaan pipa Belanda di Indonesia. Ia mengatakan investasi yang dilakukan Wavin ini nyaris berlabuh ke Vietnam.

"Dari bulan September kita rayu mereka, tadinya mau ke negara lain, salah satu negaranya ke Vietnam. Tapi kita kasih tawaran yang baik, hingga akhirnya mereka bisa hadir untuk groundbreaking hari ini," ungkap Bahlil dalam acara peresmian groundbreaking pabrik pipa Wavin di Batang, Jawa Tengah, pada Senin, 3 Oktober 2022.

Bahlil mengungkap perusahaan Wavin hampir kepincut Vietnam dan tidak jadi merealisasikan investasinya di Indonesia. Namun, setelah dirayu dan diberi tawaran sedemikian rupa, Wavin pada akhirnya mau untuk investasi di Indonesia.

Pada Senin, 3 Oktober 2022, pabrik pipa asal Belanda, Wavin Group, hari ini meletakkan batu pertama pabriknya atau groundbreaking di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah. Menurut Bahlil, pendekatan Wavin sudah dilakukan oleh pihaknya sejak tahun 2020. Kemudian, negosiasi dilakukan pihaknya dengan Wavin di Belanda.

“Kami melaporkan tentang perusahaan Wavin ini dari 2020, waktu Covid perintah Bapak Presiden harus keliling Indonesia mencari Investasi. Alhamdulillah kami ke Belanda di bulan September, kami mencoba untuk melakukan pendekatan dengan Wavin,” ucap Bahlil.

Pemerintah sangat berharap investasi Wavin ini bisa turut menggenjot produksi pipa di dalam negeri untuk mensubstitusi impor. “Karena 80 persen pipa ini kita impor, jadi ini produknya substitusi impor,” kata Bahlil.

Ia menjelaskan, spek pipa Wavin ini akan menjadi yang terbesar. Produksinya tidak hanya untuk penetrasi di wilayah Asia Tenggara dan Asia Pasifik, tetapi juga akan diekspor ke Eropa.

Pabrik tersebut ditargetkan akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2024 mendatang. Pabrik yang diproyeksikan memakan nilai investasi US$ 125 juta atau sekitar Rp 1,9 triliun akan langsung menyerap tenaga kerja sekitar 400-500 orang.

DEFARA DHANYA PARAMITHA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus