Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bakal Ada Kendaraan Listrik di 5 Destinasi Prioritas, Staf Ahli Sandiaga: Wisata Berkelanjutan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf bakal menerapkan kendaraan listrik di lima destinasi super prioritas (DSP).

18 Desember 2022 | 13.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf bakal menerapkan kendaraan listrik di lima destinasi super prioritas (DSP). Hal tersebut disampaikan Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreativitas Kemenparekraf Joshua Puji Mulia Simanjuntak dalam acara Electric Vehicle (EV) Funday.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Joshua mengatakan melihat banyak kenadaraan pelat merah yang sudah bertenaga listrik. Dia berharap kementerian yang dipimpin Sandiaga Uno itu bisa ikut menggunakannya, bahkan tidak hanya di kantor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pak Menteri Sandiaga nanti akan menerapkan kendaraan listrik di 5 DSP kami. Karena kita menuju pariwisata yang berkelanjutan,” ujar dia di Plaza Timur Gelora Bung Karno atau GBK, Jakarta Pusat, pada Ahad, 18 Desember 2022.

Lima DSP tersebut adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), serta Likupang di Sulawesi Utara.

Bulan lalu, Menparekraf Sandiaga Uno menyatakan sektor pariwisata akan turut mendukung target Indonesia mencapai net zero emission atau NZE. Bertahap, kendaraan yang mengangkut turis di kawasan-kawasan pariwisata bakal dialihkan ke motor listrik atau mobil listrik. 

"Kami bisa menawarkan beberapa destinasi untuk yang tadinya menggunakan fossil fuel, dikonversikan ke EBT (energi baru terbarukan)," kata Sandiada saat ditemui di sela-sela Tempo Economic Forum, Jumat, 18 November 2022, di Hotel Hilton, Nusa Dua, Bali.

Selanjutnya: Konsep transisi energi ini telah dirembuk dalam Global Tourism Forum ...

Konsep transisi energi ini telah dirembuk dalam Global Tourism Forum sebagai bagian dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Negara-negara anggota G20 tengah menghimpun dana US$ 200 miliar untuk mendukung wisata yang berbasis keberlanjutan guna menekan dampak perubahan iklim. 

Sandiaga menuturkan Indonesia membidik US$ 6-8 miliar dari pengumpulan dana itu. Pendanaan tersebut bakal dipakai untuk mengkonversikan kendaraan konvensional ke listrik serta membangun infrastruktur pariwisata hijau. 

Pada tahap awal, konversi kendaraan listrik di destinasi wisata akan diterapkan di ITDC, Nusa Dua, Bali. Pada 2030, Sandiaga menargetkan area Nusa Dua sudah bebas dari kendaraan berbahan bakar minyak (BBM). Secara simultan, kebijakan yang sama akan berlaku di Danau Toba, Labuan Bajo, Mandalika, Borobudur, dan Likupang sebagai lima destinasi super prioritas.

"Kemudian menyusul delapan kawasan ekonomi khusus atau KEK. Lainnya, 12 sustainable tourism project akan digarap untuk menggerakkan investasi, tapi dalam konsep sustainibilty," ucapnya. 

Selain mengupayakan konversi kendaraan berbahan bakar fosil ke listrik, Sandiaga mengatakan kementeriannya berencana menurunkan sampah makanan untuk menekan emisi karbon. "Sampah makanan berpotensi menymbang 50 persen dari emisi karbon," katanya.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus