Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT BCA Finance akan menaikkan bunga pinjaman pada awal Agustus 2018 seiring dengan bunga pinjaman PT Bank Central Asia Tbk. yang juga naik. Kenaikan suku bunga pinjaman sebesar 0,25 persen itu bersifat flat untuk semua tenor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini terpaksa kami lakukan karena pihak bank, BCA, akan menaikkan cost of fund atau bunga pinjaman kami," ujar Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim, Senin, 23 Juli 2018. Kendati bunga pinjaman multifinance naik, perseroan optimistis dapat merealisasikan sisa target penyaluran pembiayaan pada semester kedua di 2018.
BCA Finance telah menyalurkan Rp 17,5 triliun pada semester pertama di 2018 atau 53,85 persen dari target Rp 32,5 triliun sepanjang 2018. Artinya, masih ada sisa target penyaluran pembiayaan sebesar Rp 15 triliun pada semester kedua tahun 2018.
Roni yakin target penyaluran pembiayaan perseroan tidak akan terpengaruh dengan bunga pinjaman yang naik. Hal ini bisa terjadi jika semua perusahaan pembiayaan juga menaikkan bunga pinjaman.
Lebih jauh Roni menyebutkan kenaikan bunga BCA karena memang kondisi bunga di pasar telah mulai bergerak naik. "BCA akan menaikkan bunga cost of fund sebesar 0,5 persen efektif yang ekivalen dengan 0,25 persen flat," tuturnya.
Guna mencapai target penyaluran pembiayaan pada semester kedua di 2018, perseroan tetap mengandalkan bunga kompetitif, proses yang mudah dan cepat. Lebih lanjut, perseroan menjaga kualitas kredit agar rasio NPF terjaga.
Roni mengaku, rasio NPF sempat meningkat pada akhir Juli ke level 1,5 persen. Padahal, rasio NPF tercatat 0,9 persen pada akhir Mei 2018. Rasio NPF yang meningkat karena faktor libur lebaran yang terlalu panjang. Namun demikian, pihaknya optimistis rasio NPF akan kembali turun secara bertahap.
Akhir Juni, kata Roni, NPF BCA Finance naik tajam dari 0,9 persen menjadi 1,5 persen. "Ini karena faktor lebaran ditambah liburan dadakan yang terlalu lama. Tapi kami yakin secara bertahap akan turun kembali ke level 0,9 persenan," kata Roni.