Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan, Alasan LPEM FEB UI Mengapa Tetap Perlu Dipertahankan

BI tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen.

19 Februari 2025 | 15.27 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, 24 Januari 2025. Tempo/M Taufan Rengganis
Perbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, 24 Januari 2025. Tempo/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) telah mengumumkan suku bunga acuan dalam pemaparan hasil rapat Dewan Gubernur hari ini, Rabu, 19 Februari 2025. BI tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) sebelumnya menyarankan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kebijakan BI untuk tak menurunkan suku bunga diperlukan untuk menjaga stabilitas rupiah. Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky memaparkan pada bulan lalu, bank sentral Amerika Serikat The Fed, sesuai ekspektasi pasar, menahan suku bunga acuannya. Namun BI mengambil langkah lain.

“Bank Indonesia secara tidak terduga menurunkan suku bunga acuannya walaupun rupiah sedang dalam tekanan,” ujarnya dalam Laporan Seri Analisis Makroekonomi LPEM FEB UI dikutip Rabu, 19 Februari 2025.

Donald Trump yang baru dilantik sebagai presiden AS juga meluncurkan berbagai macam arah kebijakan. Termasuk pengetatan arus migrasi yang berpotensi mengetatkan pasar tenaga kerja AS, pemotongan pajak korporasi, dan berbagai tarif impor. Hal tersebut berpotensi meningkatkan inflasi AS dan memicu ketidakpastian global.

Kombinasi ketiga faktor ini, kata Riefky, berperan besar dalam pergerakan arus modal di Indonesia dan nilai tukar rupiah dalam beberapa minggu belakangan. Ke depan, mulainya periode Ramadhan diperkirakan akan memicu tekanan inflasi. 

Selain itu, turunnya keagresifan The Fed dalam pelonggaran kebijakan moneternya dan terus berkembangnya arah kebijakan Presiden Trump berpotensi akan memengaruhi investor, walaupun relatif masih sulit diprediksi arahnya. 

“Mempertimbangkan berbagai aspek tersebut dan kondisi rupiah yang masih fluktuatif, kami berpandangan bahwa Bank Indonesia perlu menahan suku bunga acuannya di 5,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur di Februari ini,” ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus