Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gajah Mada, Tony Prasetiantono menilai, pasar akan semakin grogi jika Bank Indonesia (BI) tak segera menaikkan suku bunga acuan. Sementara kenaikan suku bunga tersebut disebut banyak pihak sangat dibutuhkan di tengah pelemahan rupiah yang terus terjadi.
"Menaikkan suku bunga ini harus segera dilakukan. Jika tidak, pasar akan semakin grogi. BI tak bisa terus-menerus mengandalkan cadangan devisa yang terus tergerus," ujar Tony dalam sebuah acara diskusi di Hotel Millenium, Jakarta, Rabu, 9 Mei 2018.
Baca: Rupiah Tembus 14.000 per Dolar AS, BI: Tak Separah 2013 dan 2015
Walaupun, ujar Tony, saat ini BI sudah terlambat untuk menaikkan suku bunga, sementara cadangan devisa terus tergerus karena BI harus mengintervensi pasar akibat pelemahan rupiah. "Suku bunga rendah itu sudah banyak ditinggalkan negara lain. Kalau kita tidak segera, ketinggalan kita," ujarnya.
Lebih jauh Tony menilai Bank Indonesia tidak bisa terus-menerus mengandalkan cadangan devisa untuk menstabilkan pergerakan kurs rupiah tersebut. Sebab, penurunan cadangan devisa April ini, terbilang cukup signifikan. Walaupun tidak ada yang bisa menjamin suku bunga serta merta membuat rupiah menguat, kebijakan bunga dinilai bakal efektif mengurangi beban cadangan devisa.
Seperti diketahui, Bank Indonesia atau BI merilis cadangan devisa per April 2018 tergerus menjadi US$ 124,9 miliar atau berkurang sekitar US$ 1,1 miliar dari Maret lalu yang berjumlah US$ 126 miliar. Meski begitu, Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman Zainal mengatakan, nilai cadangan devisa tersebut masih cukup tinggi. "Meskipun lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Maret 2018 sebesar US$ 126 miliar,” ujarnya seperti dikutip dari situs resmi Bank Indonesia, Selasa, 8 Mei 2018.
Kurs tengah BI pada siang hari ini mencatat rupiah di level Rp 14,074 per dolar AS. Angka tersebut melemah dibandingkan perdagangan awal pekan ini yang menunjukkan kurs rupiah ditutup di level Rp 13.973 per dolar AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini