Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - BI (Bank Indonesia) Kantor Perwakilan Surakarta mengajak para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM memahami laporan keuangan. Pemahaman ini mempunyai banyak manfaat, terutama untuk mengembangkan usaha UMKM. "Kami memberikan pelatihan mengenai pencatatan keuangan untuk pemasaran secara online," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Bandoe Widiarto di Surakarta, Jawa Tengah, Rabu, 8 Agustus 2018.
Baca: 5 Penghambat UMKM Naik Kelas Versi Kadin
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Bandoe, pelatihan para pelaku UMKM dikenalkan program SI APIK yang merupakan pencatatan keuangan secara online berbasis android yang diluncurkan oleh Bank Indonesia. "Aplikasi ini mempermudah UMKM melakukan pencatatan'," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai gambaran, kata Bandoe, aplikasi tersebut berapapun pengeluaran pelaku UMKM dicatat dalam sistem dan yang secara otomatis akan membentuk neraca tentang kondisi finansial atau keuangan UMKM, termasuk rasionya.
Selama ini, Bandoe melanjutkan, ada jarak komunikasi antara perbankan dan UMKM. "Inilah yang membuat perbankan kesulitan memilih mana UMKM yang sudah bankable dan mana yang belum," katanya sembari menambahkan pelaku UMKM yang mengikuti pelatihan dari beragam usaha, mulai dari industri kreatif hingga usaha berbasis ekspor seperti rotan dan tembaga.
"Pada dasarnya pelatihan ini penting untuk membantu pengembangan UMKM serta mendorong peningkatan potensi akses kredit ke perbankan dan mendukung target pencapaian realisasi kredit UMKM 20 persen pada 2018," kata Bandoe.
Melalui peningkatan wawasan pelaku UMKM dalam menyusun strategi pemasaran dan tips pemasaran, khususnya dalam memanfaatkan teknologi online diyakini bisa menjangkau pasar lebih luas.