Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan baru pertama kali menyaksikan pemotongan hewan kurban. Saat detik-detik sapi kurban disembelih, Destry meneteskan air mata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Terus sudah gitu, nangis lagi. Saya biasa melihat dia sudah habis, sudah selesai," kata Destry usai menyaksikan pemotongan hewan kurban di Kompleks Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Minggu, 11 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat menyaksikan itu, Desty menjaga jarak sekitar 7 hingga 10 meter dari para penjagal sapi. Sesekali dua tangan Destry berada di depan hidung dan mulutnya. Wajahnya juga terlihat mengeryit.
Usai sapi pertama disembelih, Destry langsung meninggalkan lokasi. Menurut dia Idul Adha memiliki makna rasa syukur dan ikhlas.
"Jadi saya membayangkan kita sebagai hewan itu dia mau berkorban. Buat kita semua itu adalah suatu hal yang luar biasa. Kalau hewan saja bisa berkurban dan dengan ikhlas dia mau pasrah gitu, kita tidak sebagai manusia itu juga perlu menumbuhkan rasa syukur dan keikhlasan untuk membantu sesama itu saja yang membuat saya terharu," kata dia.
Adapun jumlah hewan kurban di Bank Indonesia dari Aceh hingga Papua sebanyak 2.604, yang terdiri dari 544 sapi, 1.718 kambing, 388 domba, dan 5 ekor kerbau. Angka itu, kata dia, meningkat hampir 50 persen dari tahun lalu.
Dari jumlah tersebut 178 sapi, 155 kambing, 1 domba, dan 5 kerbau dikelola oleh BI baik di kantor pusat, maupun kantor perwakilan di dalam dan luar negeri.
Secara lintas daerah, BI juga membagikan hewan kurban ke 10 wilayah 3T atau terdepan, terluar, dan tertinggal. Di wilayah itu terbagi 74 hewan kurban yang terdiri dari 44 sapi, 29 kambing, dan 1 kerbau.
Berdasarkan komposisi pegawai yang berkurban sebanyak 3.023 orang. Dari jumlah itu, 42 persen merupakan pegawai milenial. "Kelompok milenial ini tulang punggung Indonesia ke depan itu sudah bisa mersakan hikmatnya bersyukur dan ikhlas. Rasa ini jadi modal yang bagus untuk indonesia secara umum dan khususnya untuk BI," kata Destry Damayanti.