Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Dapur SPPG Gagaksipat Boyolali yang Dikelola Wong Solo Grup Bakal jadi Percontohan Nasional

Operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gagaksipat yang dikelola oleh Yayasan Bangun Gizi Nusantara itu bisa menjadi percontohan nasional.

3 Februari 2025 | 15.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari (kanan) memberikan pernyataan setelah mengunjungi dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gagaksipat di Kecamatan Ngemplak, Jawa Tengah, 3 Februari 2025. Tempo/Septhia Ryanthie

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Boyolali - Wakil Kepala Staf Kepresidenan RI Muhammad Qodari mengunjungi dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gagaksipat di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Senin, 3 Februari 2025. Ia menyebut operasional SPPG yang dikelola oleh Yayasan Bangun Gizi Nusantara itu bisa menjadi percontohan nasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Mungkin di beberapa daerah kondisinya perlu melakukan penyesuaian," ujar Qodari ketika ditemui wartawan seusai meninjau kondisi dapur SPPG Gagaksipat hari ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yayasan Bangun Gizi Nusantara merupakan yayasan yang dimotori oleh Wong Solo Grup yang didirikan pengusaha kuliner asal Solo, Puspo Wardoyo. 

Setelah melihat sendiri pengelolaan dapur SPPG Gagaksipat itu, Qodari menyebut akumulasi pengalaman Puspo Wardoyo selama puluhan tahun dalam bisnis kuliner tergambar di SPPG Gagaksipat tersebut. Pengelolaan dapur untuk memproduksi makan bergizi gratis sudah tersistem dengan baik. 

"Di sini ideal, pintu dibagi ada beberapa, tempat penyimpanan daging, sayur, buah dipisahkan. Peralatan masak sudah didesain sedemikian rupa, air sudah ada di atas kuali, jadi tidak perlu pakai ember," tutur dia. 

Ia menilai sudah ada standar yang ideal mulai dari pemisahan bahan baku hingga aliran air di dapur. Bahkan hingga kondisi lantai yang tidak ada nat untuk mengantisipasi tidak ada kontaminasi bakteri.

"Nggak heran makanan yang keluar dari tempat ini berkualitas bagus, gizinya cukup, kemudian bersih. Saya lihat lantai disiapkan dengan baik, tidak ada nat, mulus, tidak ada lekukan supaya tidak ada bakteri," katanya. 

Menurut dia, makanan yang diolah dari dapur SPPG Gagaksipat itu pun sudah berstandar dan rasanya juga enak. "Ini harus diingat oleh program makan bergizi gratis bahwa anak-anak bukan hanya dapat makanan tapi juga harus enak," katanya. 

Ia berharap ke depan Puspo bisa ikut membantu daerah lain untuk bisa menciptakan SPPG yang berstandar. "MBG ini baru diadakan di Indonesia, belajar, adaptasi dan penyesuaian di sana. Mudah-mudahan penyesuaian lebih cepat seperti adanya Pak Puspo," katanya. 

Pada kesempatan yang sama, Puspo mengatakan bidang makanan merupakan sesuatu yang kompleks sehingga harus ditangani oleh orang yang berpengalaman.

"Tidak hanya punya uang, tempat, tapi harus membangun sistem, harus dikerjakan orang yang pengalaman. Saya punya katering ada beberapa. Cabang di Jeddah sebentar lagi ada. Jadi saya tahu persis apa yang harus dilakukan," katanya. 

Sebagai mitra dari pihak swasta, Puspo mengaku ingin berprestasi dengan pemerintah. "Ingin ikut membantu supaya ada kelancaran. Mudah-mudahan diterima dan bisa jadi contoh ya silahkan," katanya. 

Soal kemungkinan dibukanya di daerah lain, ia mengatakan siap meskipun masih menunggu situasi dan kondisi. "Yang pasti pemerintah sudah punya niat baik, kita songsong saja. Ini kan baru mulai, tapi termasuk cepat," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus