Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggandeng Dubai Health Authority atau DHA untuk kerja sama di sektor industri alat kesehatan (alkes). Melalui kerja sama tersebut, pemerintah berharap agar industri alat kesehatan Indonesia dapat memperluas ekspornya ke Dubai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kerjasama tersebut dibuat di sela-sela Arab Health 2024, World Trade Center Dubai, 29 Januari-1 Februari 2024. Dalam pameran tersebut, Kemenperin memboyong 19 industri alkes dalam negeri untuk pamer berbagai produk unggulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DHA sendiri bertanggung jawab mengawasi pelayanan sektor kesehatan di wilayah Emirat Dubai, Uni Emirat Arab. DHA membawahi puluhan klinik dan rumah sakit terkemuka di wilayah tersebut.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin, Taufiek Bawazier mengatakan bahwa industri dalam negeri punya kemampuan untuk memproduksi alkes yang berkualitas tinggi dan berstandar ekspor. Misalnya seperti produk hospital furniture, alat suntik, apparatus diagnosis elektronik, hingga mesin terapi oksigen.
"Produk-produk tersebut telah menembus pasar internasional dengan nilai ekspor sepanjang tahun 2023 mencapai US$ 209,4 juta,” ujar Taufiek dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Kamis, 1 Februari 2024.
Kemenperin menilai Dubai sebagai hub internasional yang berperan penting dalam meningkatkan ekspor produk alkes. Special Advisor DHA Younis Mohammed Kazim memaparkan, Dubai memiliki 52 rumah sakit bertaraf internasional. Pada 2024, Dubai akan membangun setidaknya empat rumah sakit baru. Ia optimistis bahwa industri alat kesehatan di Indonesia akan berkembang pesat pada masa mendatang. Terlebih, jika melihat potensi Indonesia dengan jumlah penduduk yang berkisar 270 juta jiwa.
"Dubai memiliki kemiripan dengan Indonesia dalam pengembangan sektor kesehatannya. Saya yakin Indonesia juga mampu sukses dalam mengelola pelayanan kesehatan bagi warganya,” kata Kazim.
Salah satu hasil industri dalam negeri yang terbang ke Dubai dan diperkenalkan dalam pameran adalah meja operasi bikinan PT Mega Andalan Kalasan. Perusahaan asal Yogyakarta tersebut telah mengekspor hasil produksinya ke 51 negara, termasuk Tanzania dan Republik Ceko. Selain itu, ada pula PT Oneject, produsen alat suntik dengan kapasitas produksi sebanyak 1,2 miliar unit per tahun. Hingga kini, industri tersebut telah mengekspor produknya ke negara-negara di Afrika.
ANNISA FEBIOLA
Pilihan Editor: Kepala Bapanas: Bansos Tidak Terkait Pemilihan Presiden