Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ekspor Mebel ke Eropa Turun, HIMKI Bidik Pasar Timur Tengah

Amerika dan Eropa sudah tak lagi memegang predikat sebagai pasar ekspor terbesar industri furnitur.

12 Maret 2023 | 22.03 WIB

Pekerja tengah menyelesaikan pembuatan mebel di kawsan Klender, Jakarta, Jumat 27 Agustus 2021. Data Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyebutkan ekspor mebel dan kerajinan Indonesia tercatat mencapai 1,687 miliar dolar AS pada semester I tahun 2021 atau naik 35,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Pekerja tengah menyelesaikan pembuatan mebel di kawsan Klender, Jakarta, Jumat 27 Agustus 2021. Data Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menyebutkan ekspor mebel dan kerajinan Indonesia tercatat mencapai 1,687 miliar dolar AS pada semester I tahun 2021 atau naik 35,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur mengungkapkan terjadi penurunan ekspor ke pasar Uni Eropa pada 2022 sebesar 0,1 persen. Karena itu, pelaku usaha yang tergabung dalam HIMKI kini membidik pasar Timur Tengah untuk membangkitkan kembali industri mebel Indonesia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pasalnya, HIMKI memperkirakan negara-negara di Timur Tengah akan menjadi pasar furnitur terbesar di dunia menggantikan Uni Eropa. "Pasar terbesar nanti justru bukan lagi Amerika dan Eropa tapi Asia dan Timur Tengah. Jadi ini the future-nya ke sana,” kata Abdul di Jakarta International Expo, Kemayoran pada Minggu, 12 Maret 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia menuturkan pasar Timur Tengah merupakan emerging market. Sementara Amerika dan Eropa, menurut dia, sudah tak lagi memegang predikat sebagai pasar ekspor terbesar industri furnitur. 

Kondisi tersebut, tuturnya, didorong oleh komitmen Pangeran Arab Saudia, Mohammed bin Salman untuk mendorong Timur Tengah sebagai New Eropa. Ia menilai hal itu merupakan potensi besar bagi Indonesia untuk memperluas pasar furnitur ke wilayah tersebut. 

Ia pun memprediksi berbagai negara di Timur Tengah, diantaranya Qatar, Israel, Uni Emirat Arab, akan terus melakukan pembangunan besar-besaran. Karena itu, negara-negara tersebut memiliki permintaan terhadap furnitur yang sangat besar. Peluang tersebut, menurutnya, harus bisa dibidik oleh pelaku usaha furnitur di Indonesia. 

“Dubai bahkan, kabarnya akan membuat kota baru seluas tujuh kali lipat Dubai, itu bisa jadi pasar baru,” ucapnya.

Kendati demikian, ia menilai masih banyak pelaku usaha yang berfokus pada pasar ekspor tradisional, yakni Uni Eropa. Padahal, ekspor ke Benua Biru kian ketat sejak diberlakukannya Undang-undang Deforestasi. Beleid tersebut membuat pelaku ekspor Indonesia harus memenuhi standar Forest Stewardship Council (FSC) jika ingin menembus pasarnya. 

Artinya, bahan baku yang dibuat untuk furnitur itu harus berasal dari pohonnya ditanam, bukan yang liar. Indonesia pun kini tengah memperjuangkan agar sistem verifikasi legalitas kayu atau SVLK bisa berlaku di pasar Eropa dan setara dengan FSC. 

Kendati demikian, menurutnya, Indonesia tetap diminta mengikuti standar FSC. Sebab, menurutnya, pemerintah dan masyarakat Eropa lebih mempercayai FSC. Ditambah standar tersebut telah berlaku jauh lebih dahulu dari SVLK di Indonesia. 

Karena itu HIMKI mendorong agar pelaku industri furnitur yang masih terlalu nyaman dengan pasar Eropa mulai merambah pasar Timur Tengah. Abdul mengaku sudah berhasil mengekspor ke lima negara di Timur Tengah. “Saya sudah masuk ke Qatar, Dubai, Oman, Bahrain, dan Kuwait,” katanya. 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Riani Sanusi Putri

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus