Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan Lamongan, Jawa Timur, menyiapkan operasi pasar (OP) untuk elpiji ukuran 3 kilogram. Hal ini dilakukan menyusul makin langka dan mahalnya gas melon sejak menjelang hingga seusai Lebaran 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam satu pekan ini, tabung gas elpiji ukuran 3 kg langka di pasaran. Para ibu rumah tangga mengeluhkan akan kelangkaan ini. Kalaupun ada, harganya sempat tembus di angka Rp 40 ribu per tabung. Harga ini tentu jauh dari harga eceran tertinggi di pasaran yang hanya Rp 16 ribu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Nandar, 53 tahun, warga Desa Ngumpakdalem, saat Lebaran, harga elpiji 3 kg di kampungnya mencapai Rp 40 ribu. Dia menganggap harganya tidak wajar dan jauh dari biasanya yang hanya Rp 19-21 ribu. “Harga gas sebesar itu tak wajar,” ujarnya, Kamis, 21 Juni 2018.
Pemerintah Bojonegoro menuding ada spekulan yang bermain sehingga berdampak pada naiknya harga gas elpiji. “Kami tindak spekulan gas yang bermain saat Lebaran,” tutur Kepala Dinas Perdagangan Bojonegoro Agus Hariyana kepada Tempo.
Dinas Perdagangan Kabupaten Bojonegoro telah menyiapkan sedikitnya tiga truk berisi lebih dari 1.600 tabung gas elpiji 3 kg. Elpiji itu untuk sementara disebar di sejumlah agen serta pangkalan di Kecamatan Kota Bojonegoro dan sekitarnya. Seperti di Pasar Banjarejo dan Rajekwesi, Kecamatan Kota, serta sebagian disebar di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander.
Untuk pekan berikutnya, gas elpiji 3 kg disebar di 28 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, terutama di daerah-daerah yang pemakaian gasnya tinggi. Seperti di Kecamatan Kota, Sumberejo, Dander, Baureno, Kalitidu, Padangan, Balen, Kapas, dan Kedungadem. Data di Dinas Perdagangan Bojonegoro menyebutkan jumlah pangkalan dan agen di seluruh Kabupaten Bojonegoro sebanyak 600.
Pemerintah Kabupaten Lamongan dan PT Pertamina kemarin juga menggelar operasi pasar gas elpiji 3 kg di dua lokasi berbeda, yakni Kecamatan Karanggeneng dan Paciran. Operasi pasar itu digelar pada hari pertama masuk kerja seusai cuti Lebaran karena adanya laporan kelangkaan gas elpiji 3 kg di beberapa wilayah. Harga elpiji 3 kg yang biasanya Rp 16 ribu bisa mencapai Rp 18.500 per tabung.
Menurut Kepala Bagian Ekonomi Pemerintah Lamongan Munif Syarif, saat Ramadan dan menjelang Lebaran lalu, Pertamina telah menyiapkan seratus pangkalan untuk bersiaga selama 24 jam guna memenuhi kebutuhan elpiji 3 kg. Selain itu, stok elpiji 3 kg untuk Lamongan ditambah 200 persen dari kebutuhan reguler.
“Masyarakat selama ini membeli elpiji 3 kg ke pengecer. Saat Lebaran, banyak pengecer libur, sehingga masyarakat mengira ada kelangkaan,” kata Munif.
Untuk operasi pasar kali ini, telah disiapkan 1.120 tabung elpiji 3 kg di dua kecamatan, yakni Kecamatan Karanggeneng dan Paciran, dengan harga Rp 16 ribu per tabung. Tiap rumah tangga dibatasi dua tabung. Di Kabupaten Lamongan, saat ini telah terdapat lebih-kurang 26 agen elpiji 3 kg dengan sekitar 900 pangkalan.