Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Erick Thohir Kumpulkan Dirut Garuda hingga Citilink pasca Rentetan Kecelakaan Pesawat Akhir 2024

Berkaca dari sejumlah kecelakaan pesawat di berbagai negara pada akhir 2024, Erick Thohir minta ada langkah antisipatif dari otoritas penerbangan

2 Januari 2025 | 21.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri BUMN Erick Thohir memberi keterangan pers bersama sejumlah direktur utama BUMN aviasi di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, 2 Januari 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rentetan kecelakaan pesawat pada akhir 2024 di berbagai negara membuat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI Erick Thohir mengumpulkan sejumlah direktur utama perusahaan penerbangan pelat merah. Erick mengumpulkan para petinggi BUMN aviasi itu untuk memastikan insiden yang terjadi di luar negeri tak terjadi di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para pejabat BUMN yang hadir termasuk Direktur Utama Garuda Wamildan Tsani Panjaitan, Direktur Utama Citilink Dewa Kadek Rai, dan Direktur Utama Pelita Air Dendy Kurniawan. Selain itu, hadir pula Direktur Utama Angkasa Pura Faik Fahmi dan Direktur Utama AirNav Indonesia Polana Banguningsih Pramesti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seusai pertemuan, Erick menyoroti sejumlah kecelakaan penerbangan yang terjadi pada akhir tahun lalu. Di antaranya insiden kecelakaan di Korea Selatan, Norwegia, hingga Kanada. "Kita tahu hampir 10 hari terakhir ini banyak sekali terjadi kecelakaan pesawat terbang, yang bahkan korbannya sangat tinggi seperti yang ada di Korea kemarin," kata Erick di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat pada Kamis, 2 Januari 2025.

Erick mengatakan rentetan kecelakaan itu memerlukan langkah antisipatif dari otoritas penerbangan di Indonesia. Maka dari itu, dirinya dan para petinggi BUMN aviasi melakukan peninjauan ulang terhadap armada pesawat terbang yang ada di Tanah Air. Selain itu, Erick juga menanyakan prosedur penerbangan masing-masing BUMN agar memenuhi standar keamanan, termasuk soal faktor kelelahan kru penerbangan.

Erick menyoroti perlunya peringatan dini untuk berbagai potensi ancaman di luar masalah teknis. Di antaranya cuaca buruk hingga burung yang bisa mengganggu penerbangan. "Beberapa airport sedang di-review lagi, termasuk tadi ada beberapa mungkin antisipasi karena beberapa kecelakaan juga itu karena extraordinary, ada udara, ada burung yang masuk ke mesin, tadi juga kita sudah sampaikan ke AirNav untuk juga 'early warning'," ucap Erick.

Di pengujung 2024, sejumlah insiden penerbangan terjadi di berbagai belahan negara di dunia. Di antaranya melibatkan penerbangan Azerbaijan Airlines rute Azerbaijan ke Rusia pada 25 Desember dan Air Canada rute Newfoundland ke Halifax pada 28 Desember. Selain itu, kecelakaan juga terjadi dalam penerbangan KLM Royal Dutch Airlines rute Norwegia ke Belanda pada 28 Desember dan Jeju Air rute Bangkok ke Korea Selatan pada 29 Desember.

Total korban dari rentetan kecelakaan itu memecahkan rekor catatan kematian dari International Air Travel Association (IATA) pada 2023. Jika digabungkan, total korban tewas mencapai lebih dari 200 nyawa di kecelakaan Jeju dan Azerbaijan. Sebelumnya, IATA mencatat 72 kematian karena kecelakaan pesawat pada 2023.

Selain masalah keamanan, Erick dan para petinggi BUMN juga mendiskusikan persiapan menghadapi lonjakan penumpang pada lebaran Idul Fitri mendatang. Erick memprediksi jumlah penumpang pesawat bisa melonjak hingga lima kali lipat dari saat libur Natal dan akhir tahun kemarin.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus