Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan berbagai tantangan dalam membangun kawasan industri, khususnya Kawasan Industri Batang. Ganjar menyatakan sempat terjadi berbagai distorsi saat kawasan ekonomi baru tersebut berjalan.
Salah satu persoalan yang dihadapi, menurut Ganjar, adalah masuknya tenaga kerja asing di pabrik-pabrik yang dibangun investor. Politikus PDIP ini menyebut upaya investor mempekerjakan tenaga kerja dari luar negeri acap menjadi isu sosial yang disoroti publik.
“Kalau kita bicara tenaga kerja asing (TKA), komunikasi politik betul-betul harus di-disclose sangat terbuka. Kalau memasukkan ini (TKA), publik perlu diberi penjelasan bagus, diberikan narasi baik. Kalau tidak, maka bisa jadi bulan-bulanan,” ujar Ganjar dalam webinar Investor Daily, Selasa, 13 Juli 2021.
Ganjar mengklaim telah berpengalaman menghadapi persoalan sosial dalam pengembangan sektor industri. Menurut dia, masyarakat perlu diberikan berbagai uraian alasan mengapa investor mendatangkan tenaga kerja asing saat pabrik baru berjalan.
“Harus ada penjelasan, kalau tenaga kerja kita bisa kerjakan sendiri, ya kita kerjakan sendiri. Tapi kenapa kita kerja dengan orang lain, karena ada yang tidak kita bisa,” ujar dia.
Ganjar berujar, sejumlah perusahaan kini mulai tertarik menanamkan modal di Kawasan Industri Batang. Sejumlah investor, seperti perusahaan kaca dan pabrik susu, mulai masuk untuk berinvestasi. Dalam waktu dekat, perusahaan asal Korea Selatan, LG, juga akan merealisasikan investasinya di Jawa Tengah.
Kawasan Industri Batang memiliki tiga zona dengan luas area yang berbeda. Zona I dan II ditujukan bagi industri yang masing-masing terdiri atas 158 hektare lahan dan 176 hektare. Total kawasan industri zona I dan II mencapai 334 hektare.
Sedangkan zona III diperuntukkan bagi permukiman dan perkotaan komersial atau TOD dengan luas kawasan 116 hektare. Berdasarkan tujuan pengembangannya, Kawasan Industri Batang, menurut Ganjar, dibangun untuk menyaingi sentra ekonomi di negara ASEAN, seperti Vietnam.
Ganjar berharap pembangunan sentra kawasan ekonomi Batang bisa mempercepat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di wilayah Jawa Tengah. Apalagi sebelum pandemi Covid-19, Jawa Tengah memperoleh tantangan untuk meningkatkan pertumbuhannya menjadi 7 persen per tahun.
“Jadi kita bicara bagaimana ini didedikasikan sebagai tempat pertumbuhan ekonomi baru dan kita harus melawan berbagai negara yang izinnya gampang, insentifnya mudah,” ujar Ganjar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Ganjar Sebut Obat untuk Pasien Covid-19 di Jawa Tengah Mulai Langka
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini