Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), meminta seluruh operator pelayaran untuk menunda keberangkatan kapal selama beberapa hari ke depan. Peringatan ini diberikan menyusul cuaca ekstrem yang saat ini tengah melanda wilayah itu sehingga memicu gelombang tinggi.
"Permintaan penundaan keberangkatan kapal ini semata-mata karena pertimbangan aspek keselamatan dan keamanan pelayaran," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTT Isyak Nuka di Kupang, Minggu 12 Januari 2020.
Isyak mengatakan, kondisi cuaca di wilayah NTT yang kurang bersahabat selama sepekan terakhir ini, dan upaya untuk menghindari terjadinya musibah di perairan laut. Menurut dia, berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca ektrem di wilayah perairan laut ini akan berlangsung hingga 14 atau 15 Januari 2020.
Dinas Perhubungan NTT juga telah meminta kepada operator pelayaran agar setiap pembatalan keberangkatan kapal, atau tindakan nakhoda untuk tidak melanjutkan perjalanan karena kondisi perairan laut, agar dilaporkan kepada kepala kantor kesyahbandaran dan otoritas terdekat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara terpisah, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, gelombang setinggi 4 hingga 5 meter saat ini sedang melanda wilayah perairan laut Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kondisi ini dipicu oleh adanya tekanan rendah (1002 hPa) yang terpantau di sekitar wilayah utara Australia, kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Ota Welly Jenni Thalo. Gelombang tinggi ini mencapai sekitar 4 hingga 5 meter, dan terpantau melalui model ocean forecast system (OFS) pada 12 Januari 2020 pukul 03.00 coordinate universal time (UTC).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ANTARA