Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palembang-Produsen minyak goreng di Palembang, Sumatera Selatan menyambut baik rencana pemerintah mematok harga minyak goreng Rp 14 ribu per liter. Demikian disampaikan oleh Liana, Manager Operasional PT Indokarya Internusa selaku pabrikan minyak goreng merek MM, Rabu, 19 Januari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahkan pihaknya, sudah memulainya sejak kebijakan tersebut baru sebatas harga pasar murah. "PT Indokarya Internusa sendiri siap dengan 1,2 juta liter," Kata Liana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sedangkan secara keseluruhan di Musim Mas Group menurut Liana sudah disiapkan 11,1 juta liter. Pada 12-28 Januari ini, PT Indokarya Internusa mengadakan pasar murah yang merupakan upaya penyediaan minyak goreng murah bagi masyarakat dengan harga Rp 14 ribu per liter.
MM Group, kata Liana, melaksanakan program pemerintah ini di 18 (delapan belas) pasar di Propinsi Sumatera Selatan dengan menyediakan total alokasi 52.008 liter minyak goreng kemasan sederhana.
Sementara itu Fungsional Analis Prasarana dan Sarana Perkebunan Madya Dinas perkebunan Sumsel, Rudi Arpian menjelaskan setiap tahunnya, daerah ini mampu memproduksi hingga 3,3 juta ton CPO atau crude palm oil. Produksi tersebut merupakan hasil dari tanaman di luas areal sekitar 1,3 juta hektar. CPO dikenal sebagai bahan baku utama pembuatan minyak goreng.
Masih kata Rudi, Sumatera Selatan memiliki 17 komoditi perkebunan unggulan selain sawit yang hasil produksinya digunakan untuk pemenuhan pasar lokal, nasional hingga ekspor. Karet, sawit dan kelapa masih menjadi primadona. Selain ketiga komoditi tadi, Sumsel katanya juga menjagokan kopi, kakao, lada, kemiri, cengkeh, pinang, kayu manis, vanili, gambir, aren, tembakau, kapuk, teh, tebu dan nilam.
Menurut Rudi , daerah ini memiliki luasan lahan perkebunan 2,9 juta Ha yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota. Dari luasan tersebut, setidaknya telah menghasilkan 4.8 juta ton komoditi unggul.
Karet diketahui ditanam pada luasan lahan 1.3 juta Ha dengan hasil tahun lalu mencapai 1,2 juta ton karet kering. Kelapa kata Rudi ditanam pada lahan seluas 65.285 Ha dengan hasilkan kopra 57.732 ton.
Sedangkan komoditas unggulan lainnya seperti: Kopi berhasil memproduksi biji kering sebanyak 163.868 ton, kakao 3969 ton, lada kering 7.227 ton, inti kemiri 3034 ton, cengkeh kering 57 ton, pinang kering 696 ton, kayu manis 499 ton.
Masih dalam catatan Rudi, tahun lalu Sumsel berhasil memproduksi gula kering sebanyak 78.137 ton yang merupakan hasil dari tanaman tebu di areal perkebunan seluas 71.032 Ha, Aren 281 ton, gambir 10 ton, tembakau 50 ton, kapuk 96 ton sedangkan minyak nilam berhasil diproduksi sebanyak 352 ton.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Rp 7,6 T untuk Tanggung Selisih Harga Minyak Goreng
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.