Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ikatan Pedagang Pasar Khawatir Harga Bawang Putih Sulit Ditekan

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) Abdullah Mansur khawatir harga bawang putih sulit dikendalikan, meski pemerintah membuka impor.

11 Februari 2020 | 12.43 WIB

Sekarung bawang putih yang diimpor dari Cina di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Kamis, 6 Februari 2020. Bawang putih yang ada di pasaran merupakan stok lama sebelum pembatasan impor. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Sekarung bawang putih yang diimpor dari Cina di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Kamis, 6 Februari 2020. Bawang putih yang ada di pasaran merupakan stok lama sebelum pembatasan impor. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) Abdullah Mansuri menilai keputusan pemerintah membuka impor bawang putih dari Cina masih sulit membuat harga komoditas tersebut bisa dikendalikan.

Menurut Abdullah, impor bawang putih dari Cina dapat menimbulkan psikologi pasar yang bergejolak karena konsumen khawatir isu virus corona yang berasal dari negeri Tirai Bambu tersebut dapat menyebar lewat bawang putih.

"Kami Ikappi memprediksi kalau impor berikutnya masih dari Cina, harga sulit ditekan seperti normal. Turun mungkin tetapi sulit sampai Rp 30 ribu per kilogram," kata Abdullah saat dihubungi di Jakarta, Senin, 10 Februari 2020.

Abdullah berpendapat penurunan harga bawang putih akan sedikit melambat hingga di kisaran Rp 38 ribu sampai Rp 40 ribu per kilogram karena kekhawatiran isu virus corona yang masih kuat di publik.

Sebelumnya Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian pada hari Jumat (7/2) telah menerbitkan izin rekomendasi impor produk Hhrtikultura (RIPH) untuk bawang putih sebesar 103 ribu ton dari Cina.

Keputusan membuka impor bawang putih dilakukan karena stok yang kian menipis. Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga bawang putih Nasional hingga Senin (10/2) sudah mencapai Rp 55.300 per kg.

Oleh karena itu, Ikappi meminta Pemerintah dapat mendatangkan bawang putih selain dari Cina dan tidak bergantung hanya pada satu pasar impor. Hal itu bertujuan jika negara tersebut terkena konflik, psikologi pasar dalam negeri tidak terganggu.

Negara-negara lain, seperti Thailand, Vietnam, dan Laos dapat menjadi alternatif impor bawang putih karena komoditas bawang putih jenis kating yang sesuai dengan konsumen Indonesia.

"Kami merekomendasikan dari Vietnam, Laos, dan sebagainya, negara penghasil bawang putih yang lebih aman dari impor Cina karena isu terakhir ini menimbulkan psikologi pasar bergejolak," kata Abdullah.

Di sisi lain, Pemerintah telah menetapkan komoditas berbasis tanaman, termasuk bawang putih tidak dikategorikan sebagai media pembawa virus corona. Oleh karena itu, Abdullah meminta agar fakta tersebut harus disampaikan dan disosialisasikan ke publik.

Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian mencatat saat ini stok bawang putih dalam negeri yang masih tersisa sebanyak 70 ribu ton. Stok tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan sampai Maret mendatang.

"Yang paling penting stok impor sekarang diturunkan ke pasar agar harga ditekan. Kalau stok banyak, saya jamin harga tidak naik. Akan tetapi, kalau harga tinggi dan stok tidak banyak, akan naik terus setiap hari," kata Abdullah.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus