Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Mendag: Rasio Wirausaha RI 3,4 Persen,Tertinggal dari Malaysia dan Thailand

Di Indonesia, rasio kewirausahaan baru 3,4 persen. Kalah dari Malaysia, Thailand, dan Singapura.

22 Februari 2025 | 12.04 WIB

Menteri Perdagangan Budi Santoso memberikan sambutan dalam launching Trade Expo Indonesia 2025 di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, 20 Februari 2025. Tempo/M Taufan Rengganis
Perbesar
Menteri Perdagangan Budi Santoso memberikan sambutan dalam launching Trade Expo Indonesia 2025 di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, 20 Februari 2025. Tempo/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkap, rasio kewirausahaan Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura. Rasio wirausaha penting sebagai salah satu indikator negara maju.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Di Malaysia dan Thailand, Budi Santoso mengungkap, rasio kewirausahaan mencapai angka di atas 4 persen. Singapura memiliki rasio kewirausahaan yang lebih melejit, yakni 8,6 persen. Sedangkan di Indonesia, rasio kewirausahaan baru 3,4 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Rasio kewirausahaan kita (RI) masih kecil,” ujar pejabat karier yang belakangan menjadi kader Partai Amanat Nasional (PAN) ini ketika memberi sambutan dalam peluncuran Gemini Academy di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Jumat, 21 Februari 2025. Padahal, ujar dia, untuk menjadi negara maju, syarat rasio kewirausahaan paling tidak di angka 10 hingga 12 persen

Ketika ditanya ihwal target rasio kewirausahaan Indonesia seusai acara, Budi Santoso tak menetapkan angka mutlak. Ia mengatakan saat ini akan mengusahakan sebaik mungkin. Ia meyakini, banyak UMKM saat ini yang mampu ekspor ke negara-negara lain.

Dari program “UMKM BISA Ekspor” yang ia gagas, eks Sekretaris Jenderal Kemendag ini mengklaim sudah ada hasil yang terlihat. Hasil ini tampak dari transaksi yang terjadi antara UMKM dan buyer dari luar negeri. Tapi ia tak merinci angkanya.

Kemendag juga mengupayakan ada pitching minimal sekali dalam sebulan di setiap negara. Di situ, ujar Budi Santoso, UMKM dapat mempresentasikan produknya di depan atase perdagangan. Setelah itu, mereka dapat mencari buyer. Pitching diadakan di 33 negara mitra. “Bulan ini sudah ada 40 pitching,” ujarnya.

Atase perdagangan akan membantu UMKM mencari buyer. Setelah buyer didapatkan, Budi Santoso berujar, proses selanjutnya adalah business matching. Di sini, UMKM memperkenalkan produknya kepada buyer. Proses ini akan difasilitasi oleh perwakilan dagang.

Pada Januari, Budi Santoso mengungkap, telah terjadi 42 pitching dan 32 business matching. Bulan lalu juga mencatat kontrak dagang sebesar US$ 5,2 juta. "Itu hanya melalui Zoom ya. jadi enggak usah ketemu, dan mereka percaya," ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus