Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mendapat sorotan publik setelah menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam pembuatan konten iklannya. Menanggapi hal itu, Menteri Komdigi Meutya Hafid mengatakan penggunaan AI adalah bagian dari eksplorasi kreatif kementerian dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. “Itu hanya bentuk kreativitas. Kami menggunakan berbagai metode, tidak hanya animasi berbasis AI, tetapi kami juga banyak bentuk iklan masyarakat lain dalam bentuk lainnya,” kata Meutya saat ditemui usai menghadiri acara IDE Katadata 2025 di St. Regis Hotel, Jakarta Selatan, Selasa, 18 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia juga menegaskan iklan tersebut bukan bagian dari kampanye besar yang ditayangkan di media massa utama seperti televisi. “Itu postingan biasa, bukan iklan komersial yang ditayangkan di TV,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, pemerintag merilis video promosi program makan bergizi gratis yang dibuat oleh kecerdasan buatan atau AI. Video animasi itu menggambarkan sosok Presiden Prabowo Subianto tengah membagikan paket menu makan bergizi gratis di sebuah sekolah.
Dalam unggahan Menteri Komdigi Meutya Hafid di laman instagram pribadinya, iklan tersebut menuai kritik dari warganet lantaran diduga dibuat dengan seratus persen AI. Menurut warganet, penggunaan AI itu dianggap tidak menghargai para animator lokal. "Pekerja kreatif tidak usah berharap banyak di era pemerintahan ini. Menteri digitalnya aja pakai AI begini," tulis @ga*** dalam unggahan Meutya. "Sekelas Menteri aja produk campaigngnya pakai AI. Jangan berharap industri animasi kreatif bisa maju. Pemerintah/Kementerian aja gak mendukung," demikian bunyi komentar lainnnya dari user @zarninugra**
Selain itu, video yang mengkampanyekan program utama Prabowo Subianto itu juga dinilai tidak proporsional. Beberapa di antaranya disebabkan gambar kotak makanan tidak tertutup rapat, hingga kerudung berwarna-warni yang digunakan salah satu siswa dalam video tersebut. Warna hijab tersebut dinilai tidak mencerminkan sekolah di Indonesia.
Tak hanya promosi MBG, tampak Menteri Komdigi Meutya juga menggunakan video buatan AI saat mempromosikan program waspada konten negatif untuk anak. Dalam video tersebut, terlihat anak-anak tengah bermain hape dan disertai penjelasan dari Meutya yang ditampakan dalam bentuk animasi kartun.
Dede Leni Mardianti berkontribusi dalam penulisan artikel ini.